Hingga saat ini, covid-19 tetap menjadi trend pembicaraan dikhalayak ramai. Menggempur umat manusia, tanpa pandang bulu. Â Manusia tak berdaya untuk memutuskan tali perkembangan virus tersebut. Hampir separuh Bahkan seisi bumi digoncang dan dikacaukan.Â
Rasa cemas dan ketakutan umat manusia, virus tersebut menjadi Tuhan pencabut nyawa bagi manusia. Telah merenggut nyawa lebih kurang puluhan ribu banyak nya.Â
Sebelum virus Corona menyebar, banyak manusia menyepelekan virus tersebut. Virus biasa yang lebih gampang tertular pada orang tua. Manusia yang memiliki penyakit kronis lainnya. Virus hanya bertahan di daerah dingin, kalau di daerah tropis tidak akan terjangkiti. Tenang saja, ada Tuhan yang memberikan pertolongan dan menopang, disaat-saat manusia kesusahan, asumsi manusia terbantahkan.
Namun, apa yang terjadi. Virus covid 19, benar benar membunuh tanpa pandang bulu, siapa saja akan disikat jika bibit-bibit virus tersebut sudah menempel pada manusia.
Merubah peradaban Dunia, merubah kebiasaan dunia, menguji mental dan sikap Bahkan akan menggeser keyakinan dan kepercayaan.Â
China digempur habis-habisan oleh virus tersebut. Demikian juga negara Italia, diikuti juga oleh negara Spanyol. Amerika serikat juga tidak kalah urutan diserang oleh virus tersebut.
Dunia benar benar dikepung, tidak ada negara bagian manapun terhindar oleh virus tersebut.Â
Serangan virus Corona mengulang kembali bagaimana kejamnya perang dunia kedua terjadi.
Mungkin lebih kecajam dan sadis. Gempuran yang dilakukan oleh sesuatu hal yang tidak tampak namun mematikan, serangan begitu cepat dan sporadis, sangat cepat.
Virus yang menggempur tatanan kehidupan manusia, kebijakan Arab Saudi menutup kabbah mesjid, kebijakan umat beragama menutup rapat-rapat rumah ibadah karena takut virus Corona menyebar.
Demikian halnya agama-agama dalam peradaban dunia, menghimbau untuk tidak berkumpul, melakukan ritual-ritual keagamaan.