Henry Ford pernah berkata, "Entah Anda berpikir Anda bisa atau berpikir Anda tidak bisa, maka Anda benar." Pikiran melebih dari segala hal, mampu menembus batas ruang dan waktu dengan segala ide dan visinya. Tak jarang pikiran pun mampu menelusuri seluruh realita dalam segala ketajamanan analisisnya, di sisi lain pikiran juga mampu mendorong seluruh jiwa dan raga pada cita-cita dan harapan pada realita di masa depan.
Kekuatan pikiran senantiasa menuntun dan menuntut jiwa pada gambaran yang terprogram dalam setiap buah-buah pikiran. Pikiran yang mengalir tentang kemalasan dan keengganan pada perjuangan untuk menggapai masa depan, maka pastinya terwujud dalam pribadi yang biasa-biasa saja dan selalu terkurung dalam zona stagnasi kehidupan. Daya juang, pantang menyerah, militansi, dan terus belajar menjadi begitu asing dalam gerak langkah jiwa dan raga karena tidak masuk dalam bahasa pemrograman pikiran saat itu.
Pikiran yang visioner dan selalu mengusahakan perubahan hidup yang lebih baik dan bermakna senantiasa membangun langkah demi langkah optimis dan proaktif yang siap menembus batas-batas kenormalan untuk sesuatu yang luar biasa. Di sanalah akan lahir kreativitas, inovasi, militansi, kolaborasi, dan belajar sepanjang hayat yang digerakkan oleh kekuatan pikiran yang positif.
Penting bagi setiap pribadi untuk mengusahakan pikiran yang baik dan positif tentang diri, sesama, dan lingkungannya. Semangat dan kebiasaan positif ini senantiasa memberikan bahasa pemrograman yang positif pula dalam setiap tutur kata, tata perasaan, dan tindakan. Hal-hal positif niscaya membangun perubahan-perubahan yang positif pula sehingga mampu menghidupkan hidup dengan daya juang, daya nalar, daya rasa, dan daya jiwa penuh makna.
Akhirnya, harus diakui bahwa pikiran positif adalah modal dasar dan utama dalam menjalani hidup dengan segala dinamika yang ada. Kesatuan hati dan budi, pikiran positif dan nurani yang kokoh, adalah semangat pokok dalam melangkah setapak demi setapak mengukir perjalanan hidup yang bermakna.
