Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Makna (67): Bergaul itu Wajib, Menjadi Bijaksana dalam Pergaulan itu Absolut

14 September 2021   04:05 Diperbarui: 14 September 2021   04:21 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi. jogjapolitan.harianjogja.com

Walaupun hanya sesaat saja, orang pandai bergaul dengan orang bijaksana, namun dengan segera ia akan dapat mengerti ajarannya, bagaikan sendok yang dapat merasakan rasa sayur. (Sidharta Gautama)

Pergaulan menjadi sebuah kebutuhan vital dalam kehidupan manusia yang sesungguhnya mampu memberikan daya pengaruh satu sama lain sehingga membentuk karakter dan budaya diri dalam menjalani segala dinamika kehidupan ini. 

Semakin menjadi mendalam tatkala pergaulan itu adalah relasi langsung bertatap muka dalam irama tutur kata dan penuh corak ekspresi yang dapat dilihat dan dirasakan. Situasi perjumpaan antar pribadi dalam suatu waktu tertentu di sebuah komunitas yang memberikan kekhasan dalam karya.

Ada orang yang begitu menikmati hidup dalam kesendirian, bahkan membatasi dan menutup perjumpaan dengan orang lain. Ada tembok yang begitu tinggi dan tebal yang membetengi seluruh pribadinya sehingga sulit terjalin relasi dan komunikasi apalagi berinteraksi dalam dinamika dan karya untuk sebuah tujuan sosial dan komunitas. Jika tidak hati-hati, orang seperti ini akan menanam dan menumbuhkembangkan egoisme akut dan kebenaran-kebenaran absolut yang diyakini paling benar menurutnya. Kehidupannya menjadi begitu sempit dan tujuan hidupnya layaknya boomerang yang hanya kembali pada dirinya saja.

Illustrasi. disdikpora.bulelengkab.go.id
Illustrasi. disdikpora.bulelengkab.go.id
Setiap pribadi manusia hendaknya mendobrak diri untuk siap sedia menjalin relasi dan komunikasi dengan sesama dalam interaksi yang penuh dengan nilai-nilai moral dan sosial. 

Kemauan diri terbuka pada dunia sosial setidaknya sudah maju selangkah lebih baik daripada tetap bersikukuh dalam kesendirian dan keegoisan yang tak dapat ditembus oleh keramahan dan kebersamaan dalam mengembangkan komunitas manusia yang berbudaya dalam kearifan. 

Dalam perjalanan hidup ini, manusia akan semakin terbantu dan berkembang tatkala mampu membangun kehidupan berkomunitas secara terus-menerus sehingga akan belajar banyak hal dari segala jensi relasi yang ada.

Di saat badai teknologi begitu ampuh melanda setiap jari -jemari dan otak manusia dalam setiap detiknya lewat habitus di dunia maya dengan segala suguhan yang menggiurkan dan memudahkan. 

Dunia internet memberikan corak baru bagi kehidupan nyata ini karena telah menembus batas ruang dan waktu dalam berelasi dan berkomunikasi dengan siapapun, di manapun, dan kapanpun. Dalam kesendirian mampu terhubung dengan begitu banyak pribadi dalam komunikasi di dunia maya. Yang jauh di manapun serasa begitu dekat dalam sebuah komunikasi lewat berbagai fitur yang ada.

Illustrasi. jogjapolitan.harianjogja.com
Illustrasi. jogjapolitan.harianjogja.com
Komunikasi dan relasi di dunia maya sesungguhnya tidak bisa dihindari di zaman super canggih ini karena memang zaman sedang ada dalam fase kemajuan dan kedahsyatan teknologi. Manusia tidak bisa menolak begitu saja dan memilih membangun dunia sendiri sebagai perlawanan atas dunia sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun