Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

BAPER #9 Harus Punya Rasa Memiliki!

1 Mei 2021   18:08 Diperbarui: 1 Mei 2021   18:12 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. www.dictio.id

#Jiwa kepemimpinan itu bukan soal siapa di atas, siapa di bawah. Itu hanyalah hierarki organisasi yang dikonsepkan dalam ilmu manajemen. Meskipun kamu seorang office boy, jika tidak punya jiwa kepemimpinan, gak heran tamu jadi jutek. Seorang pemimpin harus punya rasa memiliki.

Suatu waktu aku bersama istri dan si kecil, mampir di sebuah bank ternama untuk urusan tertentu di customer service. Aku dan si kecil menunggu di mobil karena adanya pembatasan nasabah yang boleh masuk ke dalam ruang tunggu. Akhirnya, istri berjalan sendiri menuju pintu masuk. Setelah urusan selesai, istri bercerita tentang tidak mengenakkannya cara security merespon pertanyaan.

Berselang beberapa hari kemudian, kami datang ke bank itu lagi untuk urusan tertentu lagi. Aku dan si kecil kembali menunggu di mobil dan istri sendirian masuk ke ruang tunggu. Saya melihat dari mobil, ternyata security yang jaga di pintu masuk sama seperti waktu itu. Tiba-tiba istri kembali ke mobil dengan wajah yang muram dan kecut. Usut demi usut, istri tidak nyaman dengan cara security itu bersikap dan bertutur. Intinya, diajak bicara malah muter-muter bukannya melihat mitra bicaranya dan jawaban-jawabannya cenderung mengintimidasi dan merendahkan.

Karena kami ada keperluan ke customer service tapi istri sudah terlanjur kesal dan mutung dengan security, maka aku gantian yang keluar sendiri dan menemui security penjaga pintu masuk. Sesampainya di dekat pintu masuk, security yang jaga sudah ganti dan aku menjelaskan keperluanku. Ternyata security yang kutemui lebih kooperatif dan solutif. Semua berjalan dengan lancar.

Sejak saat itu, istriku tidak mau lagi datang ke bank tersebut. Ada rasa marah, jengkel, tidak nyaman, dan bahkan tidak profesional. Security merupakan garda terdepan dalam dunia bisnis dan manajemen. Sangat berbahaya dan merugikan perusahaan atau lembaga itu sendiri tatkala securitynya tidak profesional. Pelanggan atau nasabah akan menilai buruk atas kredibilitas dan profesionalitas perusahaan atau lembaga tersebut. Sangat disayangkan.

#Kalau jadi pemimpin yang suka mengeluh, sering memperlihatkan wajah tidak enak, maka bawahan kita kira-kira akan jadi seperti apa? Visi yang besar dan hebat tapi tidak menyatu dengan rekan-rekan kita, tidak akan membuat perusahaan maju.

Suatu ketika tempat aku bekerja mulai terjadi pergantian pimpinan, semua orang penuh harap agar pemimpin yang baru lebih baik. Ternyata, harapan tinggal harapan belaka karena pemimpin yang baru jauh lebih buruk dari sebelumnya. Bahkan nilai-nilai kekeluargaan dan persaudaraan hilang perlahan-lahan. Yang ada adalah kerja dan kerja. Celakanya, konsep kerja yang diharapkan tidak jelas, tidak ada visi yang terarah. Ini lebih parah dari sekedar cara security bersikap dan bertutur di bank itu.

Sebagian orang mulai resah dengan keadaan ini. Kelompok-kelompok kecil mulai terbentuk sebagai bentuk ketidaksepahaman dengan konsep kepemimpinan yang ada. Benturan-benturan antar pribadi juga mulai bermunculan, sebagai bentuk keberpihakan antara pendukung pimpinan atau kontra. Karakter masing-masing orang mulai nampak, antara yang senang mencari keuntungan dengan merapat ke pimpinan, yang jelas-jelas kontra pimpinan dan pastinya dijauhi oleh pimpinan, serta kelompok netral alias cari aman atau plin-plan.

Ketidakjelasan visi pemimpin sudah pasti membawa kehancuran. Bahkan raut muka pimpinan sangat menyesuaikan dengan siapa berbicara atau berpapasan. Muka ceria dan riang, itu pasti bertemu dengan orang-orang yang mendukungnya. Atau sebaliknya, muka kecut dan sinis, itu jelas bertemu dengan para pembangkang. Menjadi pemimpin itu tidak mudah, butuh kerendahan hati untuk belajar dan siap mengevaluasi diri secara total tanpa sakit hati.

Rhenald Kasali dalam BAPER (Bawa perubahan) menegaskan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun