Field of Miracles sendiri diisi dengan Duomo sebagai sentralnya, gedung pembabtisan, dan menara loncengnya yang miring. Kami pun harus berdesak-desakan dengan para turis dari berbagai belahan dunia di bawah terik matahari, hanya untuk mencari spot foto yang kece. Ada yang bergaya seperti mendorong Menara Pisa, ada yang betingkah hendak memegang puncak Pisa, ada juga yang seolah mengangkat kemiringan Pisa, dan banyak lagi. Kami pun membuat gaya seakan-akan mendorongnya beramai-ramai. Rasanya senang sekali karena melihat kekompakkan dan keseruan tersebut.
Keindahan basilika dan menara miringnya di senja itu menambah eksotisnya tempat tersebut. Hal ini disempurnakan oleh lapangan rumput hijau di sekelilingnya. Menurut Sr. Yustin, JMJ, kita harus bersyukur atas perjalanan ziarah kali ini. Selain berdoa, kita juga yang mengunjungi tempat-tempat bersejarah penting dan kita harus menjaga warisan dunia ini.
"Ya. Kita harus menjaganya karena bagaimanapun juga, sejarah masa lampau akan membantu kita memasuki masa depan", kata Sr. Yustin, yang berasal dari Keuskupan Manado ini.
Setelah berpuas-puas foto, kami pun keluar dari gerbang katedral. Disepanjang perjalanan keluar gerbang, terdapat banyak toko souvenir khas Pisa dengan harga yang cukup terjangkau. Â Setelah makan malam kami pun menuju penginapan dengan menumpangi bus.
Setelah semalam menginap di Pisa, kami pun melanjutkan perjalanan ke Lourdes, dengan singgah di Negara Monaco, Kota Ese, dan Kota Nice di Perancis. Â Thanks God for this beautiful Journey