Mohon tunggu...
Maria Theressa
Maria Theressa Mohon Tunggu... Guru - Seorang praktisi pendidikan yang senang belajar, menulis, dan dikritisi. Karena segala pujian hanya milik Sang Pencipta semata. Akun twitter : @hommel_edu

Seorang praktisi pendidikan yang senang belajar, menulis, dan dikritisi. Karena segala pujian hanya milik Sang Pencipta semata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indonesia X : Menangani Krisis Identitas Bangsa di Era Digital

10 Januari 2016   17:11 Diperbarui: 22 Januari 2016   09:37 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dibawakan oleh Wishnutama Kusubandio, Chief Executive Officer PT Net Mediatama Televisi (NET.) dan tim

Melalui kursus ini, para siswa akan belajar memahami perkembangan industri penyiaran televisi, mengenal program siaran dan cara memproduksi program siaran yang berkualitas, serta manajemen perusahaan penyiaran televisi.  Ketimbang menjadi pribadi yang 'terlalu cepat' mengeluhkan acara-acara televisi dalam negeri, mengapa tidak memberikan sumbangsih nyata yang kreatif bagi dunia pertelevisian negeri ini?  Kenali dulu fenomena yang kerap terjadi dunia pertelevisian dalam negeri, lalu mari berdiskusi bersama mencari solusinya.

Self Driving: Are You a Driver or a Passenger?

dibawakan oleh : Profesor Rhenald Kasali, Ph.D, Pendiri Rumah Perubahan dan Guru Besar Fakultas Ekonomi UI

Kursus ini memperkenalkan kepada para siswanya mental driver yang harus dimiliki dan mental passenger yang harus dihindari.  Seperti apa mental "Driver"?  Seperti apa mental "Passenger"?  Untuk lebih lengkapnya para pembaca bisa langsung ikuti sendiri.

SISTEM "PAY IT FORWARD"


Wilayah negara Indonesia yang terbentang luas memang belum memiliki koneksi internet yang memadai di setiap wilayah.  Padahal, untuk mengikuti kursus online gratis ini diperlukan koneksi internet yang memadai.  Tapi, haruskah kita berhenti begitu saja?  Pernah dengar sistem "Pay it Forward" ?  Kebaikan tidak akan terhenti, jika seseorang meneruskan kebaikan yang ia terima ke orang lain lagi.  Begitu pula dengan ilmu pengetahuan ide, maupun wawasan.  Dalam setiap kursus disediakan forum untuk berdiskusi dengan para siswa lain yang mengambil topik kursus yang sama.  Kesempatan untuk bertukar ide pun jadi lebih memungkinkan.  Untuk menularkan "karakter yang positif" tidak mungkin jika hanya sendirian, bukan?  Nah, siapkah kita untuk bergerak?

Plato pernah mengatakan, "Karakter adalah kebiasaan yang dilakukan berulang kali".  Kebiasaan apakah yang ingin kita lakukan berulang kali?  Kebiasaan untuk bersikap apatis terhadap negeri ini? Atau, kebiasaan untuk bergerak menyebarkan ilmu pengetahuan, nilai-nilai positif, ide dan wawasan bagi saudara sebangsa dan se-tanah air? 

REFERENSI :

http://www.goodcharacter.com/Article_4.html

http://www.pendidikankarakter.com/mewujudkan-pendidikan-karakter-yang-berkualitas/ 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun