KH. Abdul Wahid Hasyim merupakan ulama besar yang gigih memperjuangkan kemerdekaan. Beliau merupakan anggota dari panitia Sembilan yang berkontribusi langsung terhadap perumusan dasar negara Indonesia. Setelah kemerdekaan beliau meneruskan perjuangannya sebagai tokoh yang berpegaruh penting dalam bidang keagamaan. Karena dedikasi dan pengorbanan yang besar, menurut zuhriyah dalam artikelnya menyebutkan bahwa beliau dianugrahi sebagai Pahlawan Nasional. Bagaimana perjuangan beliau semasa hidupnya?
- BIOGRAFI KH WAHID HASYIM
KH. Abdul Wahid Hasyim merupakan putra dari KH. Hasyim Asy'ari yang merupakan kyai tersohor pendiri NU dan Nafiqoh yang juga cendikiawan agama islam. Terlahir dilingkungan yang cendikiawan, menurut Permana dalam jurnalnya menyatakan bahwa KH. Wahid Hasyim sejak kecil memiliki kecerdasan yang luar biasa. Saat usia 12 tahun beliau sudah membantu teman-teman seusianya untuk belajar, menguasai bahasa Inggris dan Belanda dengan mudah di usia 15 tahun, dan melanjutkan pendidikan ke Mekkah pada usia 18 tahun. Â Â
- PERANAN KH WAHID HASYIM DI PEMERINTAHAN
Setelah menyelesaaikan pendidikannya, KH. Wahid Hasyim aktif d (Faslah, 2016)iberbagai oraganisasi, seperti NU, Masyumi, dan Hizbullah. Menurut Syahriman dalam jurnalnya menyatakan bahwa, KH. Wahid Hasyim memulai karir organisasinya dengan mendirikan dan memimpin langsung Ikatan Pelajar-pelajar Islam yang memiliki tujuan melatih santri dalam berorganisasi.
Menjelang kemerdekaan Indonesia dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) sebagai wujud persatuan tokoh-tokoh pendiri bangsa yang memiliki rasa nasionalisme yang sama. KH Wakhid Hasyim menjadi anggota dengan bekal ilmu agama, intelektual, dan moralitas yang tinggi. Menurut Ilyas dalam jurnalnya, sepanjang pelaksaan sidang pertama BPUPKI, KH Wahid Hasyim banyak berkontribusi, beliau mendampingi tiga tokoh perumus dasar negara dalam menyampaikan dan mendiskusikan rumusan tersebut.
Adanya diskusi Panjang dan berkelanjutan dalam sidang BPUPKI, Menurut faslah dalam jurnalnya menyatakan bahwa hal tersebut mendorong terbentuknya panitia sembilan dan KH Wahid Hasyim sebagai perwakilan dari nasionalis islam. Dari diskusi panitia sembilan lahirlah Piagam Jakarta sebagai dasar negara setelah merdeka. Namun terjadi perbedaan pendapat pada sila pertama yang hanya mengkhususkan satu agama saja, sehingga KH Wahid Hasyim membantu Mohammad Hatta dalam mendiskusikan hal tersebut dan lahirlah sila yang sekarang menjadi sila pertama Pancasila. Menurut Fitria dalam jurnalnya menyatakan bahwa KH Wahid Hasyim sebagai representasi tokoh islam bahkan seorang ulama memilih berlapang dada demi persatuan dan menunjukkan beliau sangat memegang prinsip yang bijak dalam hal keagamaan dan kenegaraan.
Setelah selesainya tugas BPUPKI dan panitia sembilan, KH Wahid Hasyim melanjutkan Amanah untuk menjadi anggota PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Menurut Nursahid dalam bukunya, KH Wahid Hasyim memiliki kontribusi besar dalam PPKI yakni tuk menentukan corak bangsa Indonesia di masa depan. KH Wahid Hasyim menunjukkan sikap dekorasi sejati serta menjadi pelopor bahwa kenegaraan harus didampingi oleh keagamaaan dan bukan untuk saling mendominasi.
- PERANAN KH WAHID HASYIM DI BIDANG KEAAGAMAAN
Setelah kemerdekaan Indonesia, KH Wahid Hasyim meneruskan perjuangannya, mengabdi kepada negara, di antaranya menjadi Mentri Negara dalam kabinet Presidensil, menjadi Mentri Negara pada kabinet Sjahrir tiga, menjadi Mentria Agama RIS pada kabinet Mohammad Hatta, menjadi Mentri Agama NKRI yang pertama pada kabiet Nasir, dan menjabat keduakalinya sebagai Mentri Agama NKRI pada kabinet Sukiman.Oleh karena itu perjalanan kepemimpinan beliau perlu dipelajari dan dijaadikan teladan  tidak mengenal lelah mengabdi kepada bangsa menurut Rahman dalam penelitiannya.
Selama menjabat sebagai mentri agama, KH Wahid Hasyim memiliki beberapa kebijakan yakni mengedependenkan kementrian agama serta membangun dan memperbaiki badan urusan haji Indonesia. Beliau juga mendirikan lembaaga-lembaga keagamaan seperti mendirikan Sekolah Guru dan Hakim Agama Negeri (SGHAN) di Yogyakarta dan Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) menurut Muhammad dalam jurnalnya.
Dari Keseluruhan perjalanan perjuangan beliau dapat kita telah bahwa KH Wahid Hasyim merupakan seorang ulama, politisi, dan pemimpin oraganisasi terkemuka yang memiliki pemahaman mendalam mengenai persoalan ideologi, sosial, dan politik. Beliau juga memberikan kontribusi dalam revitalisasi kemanusiaan dan kebangsaan berbasis nilai-nilai keislaman menurut Rahman dalam jurnalnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI