Mohon tunggu...
Rachma Salma
Rachma Salma Mohon Tunggu... Security - Stop scrolling, enjoy my articles

Perjuangkan apapun yg kamu cita-citakan. Pelajari apa yg belum kamu pahami. Dan serahkan semua kepada Allah swt dgn berdo'a supaya dimudahkan, mendapat berkah dan hasil yang maksimal, aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Aku, Kamu, dan Senja Kala itu

27 Juli 2019   00:43 Diperbarui: 5 Agustus 2019   19:51 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ini aku, seorang perempuan biasa yang bangun di pagi hari, yang melakukan aktivitas di siang dan yang selalu menanti datangnya senja di setiap sore. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30, aku masih disibukkan dengan persiapan kegiatan tahunan kampus. "Ah sial, kenapa aku masih disini sih. Banyak yang belum beres lagi."

Sepuluh menit kemudian, salah satu temanku datang. Aku langsung meminta dia untuk membersihkan kertas warna-warni yang berserakan di lantai dan mengambil gulungan kertas yang masih bisa dipakai. "Aku pergi dulu ya, ada hal yang harus ku selesaikan hari ini juga.", begitu bisikku padanya yang hanya dibalas acungan jempol tanda setuju.

Dengan segera ku ambil kunci motorku dan pergi ke pantai dekat kampus. Iya, setiap sore aku selalu pergi ke pantai; mencari inspirasi untuk menulis, merefreshkan otak yang dengan tega telah ku gunakan seharian penuh, bertemu teman, dan tak jarang juga hanya sekedar menyaksikan orang berlalu-lalang sembari menunggu datangnya senja.

Tapi ada yang berbeda dengan hari ini, sore ini aku pergi bersama teman satu kampusku. Kita sempat berpapasan di depan Sport Center ketika aku hendak pergi tadi. Oh bukan hanya teman kampus, lebih tepatnya dia yang selalu ada ketika aku senang maupun susah, dia yang selalu mendengarkan omelanku tentang semua masalah yang ada di kampus, dia yang memarahiku ketika aku berbuat kesalahan, dan dia juga yang selalu mengajariku arti sebuah kesabaran.

Sesampainya di pantai, dia duduk di kursi coklat yang sengaja disediakan oleh petugas pantai. Aku, duduk di sampingnya? Oh nggak, aku segera melepaskan sneakers putih kesayanganku lalu aku lempar sembarangan ke arahnya sambil berteriak "Nitip ya, udah lama nih gue nggak main air." Dari kejauhan ku tertawa terbahak-bahak melihat muka masamnya.

Tiba-tiba dia menarik tanganku yang tengah asyik bermain ombak kecil di pantai, "Sini deh, lihat ke arah barat. Bukankah kamu menyukainya?". "Iya aku sangat menyukainya. Tapi dari mana kau tahu aku mengagumi senja?". Sekalipun bisa dibilang dia teman dekatku, aku belum pernah menceritakan kalau aku sangat menyukai senja. "Dari mana?" sekali lagi ku menanyakannya. "Dari snapgram mu." Oh iya ya setiap sore aku selalu membagikan snapgram tentang senja. :D

Sore itu aku telah duduk di sampingnya, di kursi coklat tadi. Kita menatap langit yang sama. Langit yang tersusun atas warna biru, ungu, oranye dan merah yang bercampur menjadi satu. Ada kedamaian yang tersirat ketika aku bersamanya, aku merasa nyaman dan juga aman. Lalu aku membuka percakapan yang tanpa kusadari telah hening sejak tadi karena aku terlalu menikmati senja kala itu.

"Jika diingat kembali, mana yang paling kamu suka? Fajar dengan segala kehangatannya ataukah senja dengan segala kedamaiannya? Sungguh langit telah berhasil membuatku kagum pada keduanya. Kepada fajar dan juga senja. Tanpa kata 'karena' dan tanpa tambahan 'tetapi'."

Sayangnya kau bahkan tak menyukai keduanya. Ketika ku menayakan apa alasannya. Dengan sederhana kau menjawab, "Aku hanya menyukaimu. Tanpa kata 'karena' dan tanpa tambahan 'tetapi'. Seketika aku terdiam. Aku melebarkan kedua bola mataku memberi tanda agar dia mengulangi apa yang telah diucapkannya. "Aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana seperti kau menyukai senja tanpa sebab dan juga tanpa syarat."

Oh Tuhan.. Ini bukan mimpi kan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun