Mohon tunggu...
Marta Ayuda Fransisca
Marta Ayuda Fransisca Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

PMM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG KELOMPOK 55 GELOMBANG 6

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

PMM UMM Kel. 55 Inovasi Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Untuk Pembuatan Pupuk Organik

29 Februari 2024   12:52 Diperbarui: 18 Maret 2024   21:28 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Pembuatan Pupuk Organik (Dok. pribadi)

Kabupaten Malang  - Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) menjadi wadah bagi para mahasiswa menyalurkan berbagai macam kegiatan positif pada masyarakat. PMM tersebut memiliki tujuan untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang, Dari kelompok 55 dan gelombang 6 yang beranggotakan 5 orang yang diketuai oleh Niken Syandhia Sasi dan 4 anggota lainnya Marta Ayuda Fransisca, Mohammad Azraqi Kamil Mubarrok, Paramitha, Atsilah Maretha Saiful Putri didampingi oleh dosen pembimbing lapang (DPL) Nur Melizza, S.Kep.,NS..M.Kep. telah berhasil melangsungkan kegiatan pengabdian masyarakat. Kegiatan tersebut berlangsung pada 17 januari s/d 17 februari 2024 di Panti Jompo Kndjh,JL.Sekar Putih,RT005/RW003 Wonokoyo,Kec.KedungKandang,Kota Malang Jawa Timur.

Limbah adalah materi atau zat yang tidak diinginkan, tidak berguna, atau tidak memiliki nilai ekonomis pada saat tertentu bagi pemiliknya, dan oleh karena itu, dibuang secara tidak sengaja atau disengaja. Limbah dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk proses industri, pertanian, rumah tangga, dan aktivitas manusia lainnya. Limbah dapat berupa padat, cair, atau gas, dan dapat memiliki berbagai dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia jika tidak dikelola dengan benar. Manajemen limbah yang baik diperlukan untuk mengurangi dampak negatifnya dan mempromosikan penggunaan sumber daya yang lebih efisien.

Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari di rumah tangga. Limbah ini bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk dapur (sisa makanan, kemasan makanan, minyak masak bekas), kamar mandi (air limbah, sampah plastik), aktivitas pembersihan (kertas, kain, botol plastik), dan lain-lain. Limbah rumah tangga dapat berupa limbah organik maupun non-organik, dan perlu dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan. Pilihan pengelolaan limbah rumah tangga meliputi pengurangan, daur ulang, kompos, dan pupuk organik. Pembuatan pupuk dari limbah rumah tangga adalah salah satu cara yang efektif untuk mengelola limbah organik dan menghasilkan produk yang berguna bagi pertanian. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pembuatan pupuk dari limbah rumah tangga :

  • Pengumpulan Limbah Organik

Kumpulkan limbah organik dari dapur, seperti sisa-sisa makanan (sayuran, buah-buahan, sisa nasi, dll.) dan bahan organik lainnya seperti daun kering atau rumput.

  • Pemisahan Bahan

Pisahkan limbah organik dari bahan-bahan non-organik seperti plastik, kertas, atau logam. Pastikan hanya bahan organik yang akan digunakan untuk pembuatan pupuk.

  • Penghancuran atau Pemotongan

Untuk mempercepat proses dekomposisi, bisa dilakukan penghancuran atau pemotongan bahan organik menjadi potongan kecil. Proses dekomposisi adalah proses alami di mana bahan organik diuraikan menjadi bentuk yang lebih sederhana oleh mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, dan serangga. Proses ini terjadi secara alami dalam lingkungan, termasuk dalam pembuatan kompos.

  • Komposisi Campuran

Campurkan bahan organik yang sudah dipisahkan dan dipotong ke dalam tumpukan kompos. Pastikan proporsi karbon dan nitrogen (C/N ratio) dalam kompos tetap seimbang untuk mempercepat proses dekomposisi.

  • Pemberian Bahan Tambahan

Bahan tambahan seperti pupuk hijau, rumput segar atau dedaunan, dan bahan pengaktif kompos, seperti bakteri pengurai atau kompos yang sudah jadi, dapat ditambahkan untuk mempercepat proses dekomposisi.

  • Pemeliharaan Tumpukan Kompos

Pastikan tumpukan kompos tetap lembab dan terutama hindari kelembaban yang berlebihan atau kekeringan. Aduk atau balik tumpukan secara berkala untuk memastikan sirkulasi udara yang baik.

  • Pengujian Kematangan Kompos

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun