Mohon tunggu...
Muhammad  Arsyad
Muhammad Arsyad Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang kapiran dan serabutan

Seorang kapiran dan serabutan. Masih Kuli-ah di IAIN Pekalongan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mat Belor

20 Maret 2018   16:09 Diperbarui: 20 Maret 2018   16:11 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya Karsa, dan ini empat petarung dari Madukara ingin bicara denganmu." Karsa menjelaskan.

"Baiklah kita bicara di dalam saja," jawab Arimbi.

Akhirnya Arimbi, Karsa, dan empat petarung masuk ke rumah pelacur itu. Mereka membicarakan rencana untuk menghabisi Mat Belor dengan memanfaatkan si pelacur. Entah dengan cara apa Karsa bernegosisasi dengan Arimbi, hingga mereka sepakat akan rencana itu. Yang jelas, Karsa mengiming-imingi segepok uang yang akan diberikannya pada Arimbi jika dia berhasil melakukan siasat itu. Rencananya, Arimbi yang nantinya akan mengambil peran sebagi pelacur untuk melumpuhkan kekuatan Mat Belor, setelah tiga kali menyetubuhi Mat Belor, dia kan berkurang kekuatannya, 

Hari eksekusi sudah tiba. Mat Belor yang hobi marah-marah itu berhasil menemukan rumah Arimbi si pelacur. Mat Belor memaksa masuk ke rumah itu dengan mendobraknya. Tak disangka rumah itu sepertinya kosong, tapi Mat Belor tak putus harapan. Dia memaksa masuk hingga ke dalam rumah. Sampai di sebuah bilik kamar dan secara paksa dia membuka kamar itu. Tak disangka sekujur daging mentah berbaring telanjang diatas kasur siap untuk dicabik-cabik. Wanita yang tengah berbaring telanjang itu adalah Arimbi. Dia seperti sudah siap untuk disetubuhi oleh Mat Belor.

Mat Belor yang melihat perempuan telanjang dihadapannya seketika berubah mimik mukanya seolah seperti harimau yang tengah kelaparan yang siap menerkam daging mentah dihadapannya. Mat Belor sudah naik ke puncak birahinya, dia mulai menanggalkan pakaiannya  satu persatu dan mulai menerkam Arimbi seperti singa yang kelaparan. Dia mulai meraba-meraba lekuk tubuh Arimbi dengan seluruh birahinya. Mat Belor nampak menikmati daging telanjang dihadapannnya, sedangkan Arimbi yang memang seorang pelacur jelas menikmati perannya.

Arimbi dilemparkan keatas kasur setelah diselami tubuhnya dengan tangan dan jari jemari kotor Mat Belor. Dia langsung saja menerkam Arimbi dengan ganasnya, Mat Belor memosisikan dirinya diatas Arimbi yang terbaring tak berdaya. Dia memasukkan kemaluannya secara paksa dilubang kelamin si pelacur. Namun Arimbi yang memang seorang pelacur  justru menikmatinya. Dia sesekali mengeram kadang mengaung walau hari masih belum gelap. Mat Belor semakin keras mengguncangkan kemaluannya, dan Arimbi yang ada dibawahnya semakin terguncang karena kemaluannya 


Kejadian itu berlangsung cukup lama, sampai akhirnya keduanya berhenti karena kelelahan. Mat Belor berbaring di samping Arimbi tanpa berpakaian, begitupun Arimbi yang terlihat kelelahan meladeni nafsu sang petarung, berbaring dipojok lain dengan sedikit bercak-bercak putih di bagian kemaluannya.

"Kamu pemain yang hebat," Arimbi menguji Mat Belor.

"Kamu baru tahu ya? Selain petarung, aku juga penakluk wanita terbaik di Madukara," Mat Belor semakin berbangga diri.

"Oleh karena itu, kamu bisa melakukannya lagi besok. Bagaimana? Hari ini cukup segini saja, besok kita berjumpa lagi, aku  dengan senang hati akan meladenimu lagi," Arimbi mulai membujuk.

"Tentu besok aku akan kemari lagi," kata Mat Belor yang nampaknya belum mengenal siapa gadis yang baru saja disetubuhinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun