Mohon tunggu...
Marshely Adhelia
Marshely Adhelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa semester awal, dengan segudang tugas yang membludak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Perilaku FOMO dengan Ludesnya Tiket Konser Secara Cepat

29 Mei 2023   11:40 Diperbarui: 29 Mei 2023   11:57 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Era pandemi telah selesai. Konser musik yang selama 2 tahun terakhir tertunda, akhirnya dapat dilaksanakan kembali. Banyak penyanyi, aktor, maupun aktris dunia telah merencanakan tur ke belahan negara lain. Baik di Asia, Eropa, Amerika, Australia, bahkan hingga ke Saudi Arabia. Konser musik tentu menjadi sebuah acara yang dinanti-nanti oleh seluruh lapisan masyarakat. Terutama artis dunia yang telah melegenda seperti BTS, Blackpink, ataupun band asal London yang melegenda, Coldplay juga telah menyelenggarakan serangkaian tur dunia.

            Hal tersebut tentu mengundang antusias penggemar sehingga mereka pasti berbondong-bondong untuk segera membooking tiket. Namun, tak sedikit pula dari penggemar yang mengeluh kehabisan tiket. Pelaku yang sering dibicarakan pada saat seperti ini adalah calo tiket, dan seseorang yang memiliki sikap FOMO.

            Di era digital yang serba canggih ini, fenomena FOMO atau Fear Of Missing Out telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Istilah FOMO merujuk pada ketakutan atau kecemasan seseorang terhadap sesuatu menarik atau penting yang sedang terjadi di lingkungan mereka. Di dalam media sosial, FOMO lebih sering diartikan bahwa orang di luar sana lebih bersenang-senang, menikmati kehidupan yang baik, dan mengalami kejadian enarik daripada yang Anda alami.

            Sejarah FOMO sudah ada sejak tahun 2004, pada saat media sosial bernama Friendster tengah digandrungi oleh orang-orang di zaman tersebut. Istilah FOMO pertama kali dicetuskan oleh seorang penulis asal Amerika Serikat bernama Patrick McGinnis. Ia menyadari pada saat itu, kemunculan Friendster dan internet telah memengaruhi kehidupan manusia, khususnya dalam hal berupaya untuk memiliki kehidupan yang live to the fullest, atau menikmati semua momen yang dimilikinya, termasuk dengan mengabadikannya lewat kamera dan membagikannya di internet.

                Begitu pula perilaku FOMO pada acara-acara musik yang harus membeli tiket terlebih dahulu. Artikel ini akan membahas mengenai hubungan perilaku FOMO dengan tiket konser musik yang terjual cepat.

FOMO dan Tiket Konser yang Terjual Habis


Tiket konser yang terjual habis dengan cepat telah menjadi fenomena umum dalam industri musik. Banyak penggemar musik yang sering kali mengalami kekecewaan karena mereka tidak dapat membeli tiket konser tersebut segera setelah diumumkan. Ini adalah contoh yang jelas dari bagaimana FOMO dapat memengaruhi emosi dan perilaku manusia.

Dorongan untuk Mengikuti Tren

            Salah satu alasan utama mengapa tiket konser terjual habis dengan cepat adalah karena dorongan manusia untuk mengikuti tren. Saat seseorang melihat bahwa tiket konser untuk artis atau band favorit mereka habis terjual dalam hitungan menit atau bahkan detik, mereka cenderung merasa terdorong untuk membeli tiket tersebut agar tidak ketinggalan. Mereka takut akan kehilangan pengalaman yang unik dan menyenangkan yang dapat mereka bagikan dengan teman-teman mereka.

            Tren ini bisa terlihat dalam konser-konser artis terkenal seperti misalnya ketika band rock legendaris "Rock Gods" mengumumkan tur dunia mereka. Dalam waktu singkat, tiket-tiket konser itu terjual habis dan para penggemar yang tidak mendapatkan tiket merasa seperti mereka kehilangan kesempatan untuk menyaksikan penampilan live dari band favorit mereka. Mereka merasa tertinggal dan khawatir bahwa mereka tidak akan dapat bergabung dalam percakapan yang sedang ramai tentang konser itu di media sosial.

Rasa Kepentingan Sosial

            FOMO juga berkaitan dengan rasa kepentingan sosial, di mana individu ingin terlihat "up to date" dan terhubung dengan lingkungan mereka. Dalam konteks tiket konser yang terjual habis, ada rasa takut apabila seseorang tidak membeli tiket tersebut, mereka akan terlihat di luar lingkaran atau kurang "cool" di antara teman-teman mereka yang berhasil mendapatkan tiket tersebut. Hal tersebut dapat menciptakan tekanan sosial yang signifikan.

            Misalnya, ketika artis pop terkenal "Pop Princess" mengumumkan tur dunia, banyak penggemar yang ingin membeli tiket hanya untuk memastikan bahwa mereka dapat menghadiri konser bersama teman-teman mereka. Mereka takut bahwa jika mereka tidak bisa pergi, mereka akan dianggap "kurang keren" atau diabaikan dalam lingkaran pertemanan mereka. Oleh karena itu, rasa kepentingan sosial mendorong mereka untuk mencari tiket secepat mungkin.

Pengalaman yang Langka dan Eksklusif

            Tiket konser yang terjual habis dengan cepat sering kali dianggap sebagai pengalaman yang langka dan eksklusif. Manusia cenderung merasa bahwa jika mereka melewatkan kesempatan untuk menghadiri konser tersebut, mereka akan melewatkan momen berharga dan tak terulang. FOMO meningkat ketika seseorang menyadari bahwa mereka mungkin tidak memiliki kesempatan lain untuk melihat artis atau band favorit mereka tampil secara langsung.

Ketidakpastian dan Ketidaktahuan

            FOMO juga terkait dengan ketidakpastian dan ketidaktahuan. Ketika tiket konser terjual habis dengan cepat, orang-orang sering kali merasa khawatir bahwa mereka mungkin melewatkan sesuatu yang luar biasa, tetapi mereka tidak tahu pasti apa yang mereka lewatkan. Rasa ketidakpastian ini dapat memperkuat dorongan untuk segera membeli tiket konser berikutnya yang tersedia.

       Fenomena tiket konser yang terjual habis dengan cepat memunculkan dan memperkuat perasaan FOMO di kalangan manusia modern. Dorongan untuk mengikuti tren, rasa kepentingan sosial, pengalaman yang langka, dan ketidakpastian adalah beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan antara manusia FOMO dan tiket konser yang terjual habis. 

Penting bagi individu untuk memahami pengaruh FOMO dan belajar menangani tekanan sosial serta membuat pilihan yang bijaksana berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan mereka. Pada akhirnya, membeli tiket konser hanya karena taut ketinggalan tren bukanlah satu-satunya kebahagiaan yang ada di dunia ini. Akan lebih baik jika kita mencari kebahagiaan kita sendiri dengan mengutamakan ketenangan dan rasa aman dari diri kita tanpa harus takut tertinggal oleh yang lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun