Mohon tunggu...
Marsha Bremanda TR
Marsha Bremanda TR Mohon Tunggu... Lainnya - A learner, Dreamer, Achiever

Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2019 Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Find me on instagram @marshabremanda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Wibu, Si Pecinta Jepang yang Kerap Dipandang Sebelah Mata

23 Maret 2021   22:35 Diperbarui: 23 Maret 2021   23:09 2587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Punya teman yang hobi nonton anime? Pasti secara tidak langsung kamu juga semakin lama akan tertarik untuk ikutan nonton. Teman menjadi salah satu agen sosialisasi yang memiliki pengaruh besar dalam menyebarkan budaya populer anime melalui media massa maupun secara langsung.

Jika di media massa, biasanya akan ada komunitas tertentu pencinta anime yang menjadi jembatan komunikasi para anggotanya. Ketika seorang penggemar anime tergabung dalam komunitas tersebut maka semakin besar untuk mempengaruhi anggota lain dalam menyebarkan budaya anime ini.

Nah dibalik populernya budaya Jepang dalam hal ini yaitu anime, tentu terdapat sekelompok masyarakat yang sangat kagum dengan adanya anime atau istilah umumnya adalah "Fans/Fandom". Nah fans bagi para pecinta Jepang dan juga Anime biasa disebut Weaboo atau Wibu.

Wibu kerap dikonotasikan negatif oleh masyarakat. Kenapa? Karena banyak yang menganggap wibu sebagai aib dan sampah masyarakat. Kenapa bisa begitu ya?

Apa Itu Wibu?

hipwee
hipwee

Sebelum kita membahas lebih lanjut kenapa banyak orang yang tidak suka dengan wibu, kita perlu selidiki lebih dalam pengertian wibu itu sendiri. Wibu merupakan serapan dari kata Bahasa Inggris yaitu Weaboo yang berarti orang non Jepang yang memiliki obsesi berlebihan terhadap budaya Jepang. Bahkan mereka sampai menganggap diri mereka merupakan orang Jepang dan seolah-olah tinggal di sana.

Wibu sebagai Subkultur

Subkultur merupakan sekelompok individu yang berbagi kepentingan, ideologi dan praktik tertentu (Hartley, 2010:293). Arti kata sub dalam awalan subkultur mengindikasikan identitas yang berlawanan dengan budaya dominan. Kemudian hal ini menjadi relate jika kita mengaitkannya dengan wibu.

Wibu bisa menjadi subkultur karena ia berada dalam lingkup dominan dari masyarakat yang ada di sekitarnya, tetapi wibu dipandang sebelah mata. Hal ini dikarenakan wibu memiliki citra negatif karena ia terlampau mendewakan budaya Jepang dibanding budaya nya sendiri.

Kembali ke topik sebelumnya mengenai alasan kenapa wibu banyak dibenci orang. Seperti yang sudah saya singgung tadi, bahwa wibu dianggap terlalu membangga-banggakan Jepang ketimbang negara nya sendiri. Selain itu wibu juga dianggap tidak dewasa, masih seperti anak kecil yang kerjaannya hanya nonton dan bermain. 

Hal ini dikarenakan stigma bahwa komik, anime dan sejenisnya diperuntukkan untuk anak-anak saja.

Persepsi ini sebenarnya sudah dibangun semenjak pertama kali anime ditayangkan di layar kaca Indonesia. Anime yang identik dengan kartun, fiksi dulu dianggap hanya untuk konsumsi anak-anak. Sehingga ketika ada orang dewasa yang menonton itu, maka juga akan dianggap sebagai anak-anak. Inilah kenapa wibu banyak dibenci karena dianggap tidak dewasa.

Alasan lain adalah wibu kerap dianggap sampah masyarakat. Kok bisa? Yup, dengan karakteristik wibu yang hanya diam di kamar nonton anime, tidak pernah bersosialisasi dengan masyarakat, tidak ada kegiatan di luar rumah, dianggap hanya sebagai sampah masyarakat saja. Tidak ada gunanya. Orang lain menganggap bahwa hidup bersama wibu itu hanya menjadi parasit saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun