Mohon tunggu...
Marsanda GladysPramudya
Marsanda GladysPramudya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang

Saya suka traveling untuk mengurangi beban pikiran saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Agama dalam Kaitannya dengan Kesehatan Mental

31 Januari 2023   10:32 Diperbarui: 31 Januari 2023   10:35 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konsep kesehatan mental atau al-Tibb al-Ruhani untuk pertama kalinya dokter Persia abu Zayd Ahmed ibnu Sahl al-Balkhi (850-934) memperkenalkan pengobatan islam ke dunia. 

Dalam kitab Masalih Al-Abdan wa al-Anfus (makanan untuk tubuh dan jiwa) al-Balkhi berhasil menghubungkan penyakit antara tubuh dan jiwa. Dia biasanya menggunakan istilah al-Tibb al-Ruhani untuk menjelaskan kesehatan spiritual dan kesehatan mental. 

Dalam hal kesehatan mental, ia sering menggunakan istilah Tibb al-Qalb. Selain al-Balkhi, peradaban islam juga memiliki psikiater Bernama Ali ibnu Sahl Rabban al-Tabari. 

Dalam kitabnya, Firdous al-Hikmah yang ditulis pada abad ke 9 M, ia mengembangkan psikoterapi untuk mengobati pasien gangguan jiwa. Al-Tabari menekankan hubungan yang kuat antara psikologi dan kedokteran. Al-Tabari menjelaskan bahwa pasien sering merasakan sakit karena gambaran ilusi atau kepercayaan. 

Pemikir muslim lainnya ialah al-Farabi. Al-Farabi menyalurkan ide idenya tentang pengobatan penyakit mental. Ilmuwan terkenal ini menulis artikel terutama tentang psikologi sosial dan studi tentang kesadaran. Ibnu Zuhr alias Avenzoar juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap neurofarmakologi modern. Ia berhasil menggambarkan penyakit syaraf secara akurat.

Kesehatan mental manusia dipengaruhi oleh factor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti sifat, bakat, keturunan, dll. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang, seperti lingkungan, dan keluarga. Faktor eksternal yang baik dapat menjaga kesehatan mental seseorang, namun faktor eksternal yang buruk dapat menyebabkan mental yang tidak sehat.

Karateristik mental yang sehat:

  • Terhindar dari gangguan jiwa

Menurut Zakiyah Daradjat (1985) mengemukakan perbedaan antara gangguan jiwa dan penyakit jiwa.Gangguan jiwa masih mengetahui dan merasakan kesulitannya. 

Di sisi lain, mereka yang menderita penyakit jiwa tidak dapat mengetahui dan merasakan kesulitannya. Gangguan jiwa kepribadiannya tidak jauh dari kenyataan dan terus hidup di ranah realitas umum. Mengingat penderita penyakit jiwa memiliki semua aspek kepribadiannya (reaksi, perasaan, dan impuls) sangat terganggu, tidak ada kekebalan, dan dia hidup jauh dari kenyataan.

  • Adaptasi (Penyesuaian diri)

Adaptasi (penyesuaian diri) adalah proses yang ingin dicapai/dilaksanakan untuk kebutuhan dan menangani stress, konflik, frustasi, dan masalah tertentu dengan cara tertentu.

  • Memanfaatkan potensi maksimal

Orang yang sehat mental adalah orang yang mampu menggunakan potensi dirinya dalam kegiatan yang positif dan konstruktif untuk mengembangkan kualitas dirinya.

  • Tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun