Mohon tunggu...
Dinda Aisyah Ramadhania
Dinda Aisyah Ramadhania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berkepribadian baik, memiliki hobi biasa-biasa aja, pengen hidup tenang, minim drama, ketawa-tawa, dan kaya raya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peranan Organisasi terhadap Perilaku Siswa

6 Desember 2022   21:48 Diperbarui: 7 Desember 2022   08:07 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PERANAN ORGANISASI TERHADAP PERILAKU SISWA

Oleh : Dinda Aisyah Ramadhania

    Seorang siswa memiliki perbedaan sifat, karakter, dan perilaku yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut tentu saja disebabkan oleh beberapa faktor baik internal, yaitu seperti saat bagaimana seorang siswa mendapatkan pendidikan perilaku dari proses pola asuh yang diberikan kedua orang tuanya saat kecil dan ketika siswa belajar mengelola interaksi antara saudara dalam keluarga, maupun juga faktor eksternal yaitu seperti berasal dari lingkungan sekolahnya, hubungan antar siswa dengan gurunya, maupun teman-temannya.

            Namun, karakter dalam diri seseorang akan berubah seiring bertambahnya usia, pengalaman hidup, dan hubungan antar sekitarnya. Tidak dapat dipungkiri jika siswa menghabiskan hari-harinya kurang lebih 10 jam per hari, dimana seorang siswa memiliki banyak aktivitas saat berada di sekolahnya, entah itu belajar, bermain, maupun berorganisasi.

            Seorang siswa sudah dibiasakan membentuk kelompok yang baik sejak dalam kelas 1 saat berada di jenjang sekolah dasar, kelompok organisasi yang dibentuk dalam sebuah kelas dapat berbentuk organisasi kelas, dimana akan terjadi voting dalam pemilihan ketua kelas, wakil ketua kelas, sekretaris, maupun bendahara kelas. Selain organisasi kelas yang biasa dibentuk sedari kelas 1 SD, siswa juga sering kali dibiasakan membentuk kelompok dalam suatu pembelajaran, dan tentu saja dalam sebuah kelompok tersebut akan dipilih satu orang siswa untuk menjadi ketua kelompok dari kelompok belajar yang dibentuk tersebut.

            Nyatanya, kebiasaan berkelompok sudah dilakukan sejak kelas 1 di sekolah dasar, bahkan mungkin ketika siswa berada dalam jenjang pendidikan taman kanak-kanak. Sering kali kita dapat melihat perbedaan rasa percaya diri yang dimiliki seorang siswa yang terbiasa aktif dalam kelompoknya dengan yang pasif.

            Menurut pengalaman yang saya lalui, terpilih menjadi sosok pemimpin maupun pengurus dalam sebuah kelompok ataupun organisasi berpengaruh besar terhadap rasa percaya diri yang saya miliki. Terpilih menjadi seorang pemimpin  maupun pengurusnya dalam organisasi dapat membuat seseorang merasa diterima dalam sebuah lingkungan, memberikan perasaan bahwa dirinya terlibat di dalamnya. Perasaan inilah yang akhirnya berpengaruh besar terhadap perilaku seseorang.

            Rasa kepercayaan diri seseorang berkaitan erat dengan bagaimana penerimaan lingkungan sekitar terhadap diri seseorang. Penerimaan suatu lingkungan juga berkaitan erat dengan bagaimana kenyamanan hubungan antara seseorang dengan orang lain di dalamnya terbentuk. Uniknya, seseorang akan lebih mudah akrab dengan orang lain ketika kedua pihak memiliki urusan yang sama dalam mencapai sebuah tujuan, Hal ini erat kaitannya dengan definisi organisasi, organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama dalam sebuah struktur dan koordinasi tertentu dalam rangka mencapai serangkaian tujuan yang diinginkan.

            Koordinasi terstruktur dalam sebuah organisasi akan mewujudkan rasa percaya diri karena merasa terpilih atau dipilih, selain itu juga mewujudkan rasa bertanggung jawab karena setiap anggota dalam suatu organisasi tentu saja memiliki tugasnya masing-masing yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan dalam sebuah organisasi tersebut.  Dalam berorganisasi, setiap anggota akan memiliki wadah untuk didengar dan mendengar, setiap anggota akan diberikan tempat untuk saling bertukar ide, gagasan, dan pikirannya dalam proses mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Inilah yang menjadi alasan suatu organisasi dapat membentuk karakter dan perilaku siswa, karena dari kepengurusannya dalam suatu organisasi, siswa akan merasakan bagaimana rasanya terlibat dengan satu sama lain dalam suatu urusan, siswa akan belajar bagaimana cara mengelola interaksi antar masing-masing anggota, terlebih siswa akan merasa diterima dan memiliki keterikatan koneksi antar satu sama lain.

            Dari macam-macam hal yang diterima siswa ketika mengikuti organisasi imi akan berpengaruh dalam terbentuknya perubahan suatu karakter dalam diri seseorang, diantaranya terbentuknya perilaku aktif, tidak malu dalam membagikan pendapatnya, berani untuk lebih berekspresi karena merasa diterima sehingga tidak ragu menunjukan eksistesi dirinya sendiri, memiliki rasa percaya diri yang tinggi karena validasi yang telah diterima dari organisasi yang dijalani, mudah menjalin komunikasi antar orang lain karena sudah terlatih seiring berjalannya sebuah organiasasi, mengenal kemampuan diri sendiri, dan tumbuhnya rasa ingin terus berkembang yang timbul karena ornag-orang yang memiliki kompetensi baik di sekitarnya.

            Dalam lingkungan sekolah baik dalam jenjang pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, sudah ada banyak sekali organisasi yang tersedia dan dapat diikuti siswa, seperti yang sebelumnya telah disinggung yaitu adanya organisasi kelas yang sudah biasa dibentuk sejak kelas 1 SD, organisasi ekstakurikuler yang sudah ada sejak SD hingga SMA, OSIS atau Organisasi Siswa Intra Sekolah yang sudah ada sejak SMP hingga SMA, dan organisasi lainnya. Dengan organisasi-organisasi yang banyak tersedia di lingkungan sekolah, membuat siswa dapat mengikuti organisasi apapun yang sesuai dengan kemauannya.

            Lantas, apa pengaruhnya terhadap perilaku siswa saat siswa tidak lagi berada dalam organisasi tersebut? Mungkin pertanyaan tersebut yang senantiasa terlintas dalam pikiran pembaca dikarenakan penulis terus menerus menyinggung tentang perilaku seorang siswa ketika berada di dalam sebuah organisasi. Maka, penulis akan menjelaskan tentang bagaimana akhirnya seorang siswa dapat memiliki karakter unggul yang terbentuk sebagai dampak dari keikutsertaanya dalam sebuah organisasi.

            Pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan dalam suatu organisasi merupakan hal yang lama-kelamaan akan menjadi sesuatu yang menetap, kebiasaan memimpin, kebiasaan mengkoordinasi sesuatu, kebiasaan dalam mengambil keputusan, kebiasaan dalam menjaga interaksi komunikasi yang baik antar anggota semasa dalam organisasi tentu akan membekas dan menetap dalam diri anggotanya. Hal inilah yang tentunya menjadi suatu hal yang diinginkan dan menjadi harapan untuk setiap anggota ketika ingin memasuki sebuah organisasi. Bukan hanya pelajaran yang didapat ketika berada di dalamnya, tetapi juga apa yang bisa diambil dan menjadi bekal ketika sudah keluar dari organisasi tersebut. Seringkali siswa akan merasa ragu-ragu untuk mengambil andil dalam sebuah organisasi, bahkan hanya untuk mengikuti sebuah organisasi pun kemungkinan siswa berpikir belasan kali dalam memutuskan masuk atau tidaknya ke dalam sebuah organisasi, siswa cenderung berpikiran bahwa dirinya kurang mampu memimpin, kurang memiliki kompetensi dibanding siswa yang lainnya, dan hal-hal terkait lainnya. Maka, tugas sekolah sebagai pihak yang telah menyediakan organisasi sedari kelas 1 sekolah dasar adalah meyakini dan memberikan validasi kepada siswa bahwa dirinya akan berkembang seiring berjalannya waktu, karena pada hakikatnya tidak semua siswa berasal dari kondisi lingkungan yang sama, tidak semua siswa berasal dari pola asuh keluarga yang begitu hebatnya dapat menumbuhkan rasa percaya diri seorang siswa, meski begitu seorang manusia adalah makhluk yang dinamis, dapat berkembang sesuai dengan lingkungannya, maka organisasi dapat menjadi sebuah kesempatan untuk meningkatkan karakter siswa menjadi karakter yang lebih unggul, berani memimpin, berani mengambil keputusan, dapat mengelola dengan baik, dan hal-hal positif yang lainnya.

            Namun, apakah dengan begitu banyak peranan positif mengikuti organisasi terhadapat siswa seperti apa yang telah dibahas sebelumnya, dapat menjadi alasan bahwa mengikuti banyak organisasi adalah hal yang semakin baik? Apakah semua organisasi memiliki peranan yang sama baiknya? Jawabannya adalah tidak, karena tidak semua organisasi memiliki struktur dan sistem pengelolaan yang baik, serupa dengan begitu beragamnya  manusia, organisasi tentu terdiri dari orang-orang yang beragam namun memiliki tujuan yang sama, inilah yang mengakibatkan suatu organisasi belum tentu berjalan baik. Organisasi yang baik harus ditilik lebih lanjut dengan aspek-aspek tertentu yang berkaitan dalam berdirinya organisasi tersebut. Oleh karena itu, agar siswa tidak kebingungan dengan konsep jalannya sebuah organisasi yang baik, siswa sudah diberikan kesempatan untuk mengikuti Organisasi Siswa Intra Sekolah atau yang disebut OSIS yang jalannya masih dalam pantauan Pembina OSIS yang biasanya berasal dari guru di dalam sebuah sekolah itu sendiri.

            Ketika siswa sudah dibina dalam menjalankan sebuah organisasi dengan baik yang jatuhnya akan sebagai sebuah pengalaman bagi siswa itu sendiri, maka siswa dapat membedakan organisasi-organisasi yang seperti apa dan bagaimana yang akan memberikan peranan yang baik terhadap dirinya sendiri.

            Lalu, apa saja dampak negatif yang mungkin timbul karena sebuah organisasi? Tentu saja setiap hal pasti memiliki sisi yang berlawanan, tidak terpungkiri dalam berorganisasi pun dapat memungkinkan seorang siswa justru mendapatkan peranan yang kurang baik saat mengikuti sebuah organisasi. Contohnya adalah hal-hal yang mungkin terjadi dalam sebuah organisasi seperti komunikasi yang buruk antar anggota organisasi yang memungkinkan terjadinya sebuah perpecahan, menimbulkan suatu pemikiran bahwa dirinya tidak bisa menangani suatu jalannya komunikasi dengan seseorang, yang kedua adalah ketika seseorang tidak menjalankan tugasnya dengan baik yang dimana apabila dalam sebuah organisasi menjadi wadah yang begitu menyalahkan anggotanya, justru akan menimbulkan rasa keengganan dalam diri seseorang untuk memimpin, yang ketiga adalah ketika organisasi cenderung membuang-buang waktu, melakukan hal yang tidak perlu seperti rapat berjam-jam dengan topik pembicaraan yang kurang keintinya atau hal-hal lainnya yang akan mengorbankan waktu siswa lebih dari normalnya akan membuat siswa lalai dengan kewajiban lainnya seperti belajar, evaluasi akhir, mengerjakan tugas, dan yang lainnya. Manajamen waktu yang kurang baik dalam sebuah organisasi akan menyebabkan banyaknya kelalaian yang terjadi terhadap seorang siswa yang cenderung akan berimbas dengan tingkat stress yang dimiliki seorang siswa karena merasa tertinggal dan kesulitan untuk mengejar pembelajaran formal yang tengah berlangsung.

            Jika ditilik lebih lanjut memang akan selalu ada hal positif dan negatif dari segala sesuatu, namun dari beberapa dampak negatif yang dialami seseorang ketika menjalani sebuah organisasi rasanya tidak akan menjadi sesuatu yang tetap tinggal menjadi hal yang negatif saja, melainkan hal-hal yang disebutkan akan tumbuh menjadi pengalaman untuk seorang siswa yang berguna untuk hal-hal mendatang dan akan membentuk karakter untuk dirinya sendiri. Meski begitu banyak peranan suatu organisasi bagi seorang siswa, mengikuti sebuah organisasi setidaknya akan memberi dampak lebih optimal dengan cukup mengikuti satu atau dua organisasi saja, agar nilai dan harga yang ingin didapat dalam mengikuti sebuah organisasi tersebut dapat diperoleh dengan maksimal. Fokus hanya dengan satu organisasi ataupun dua organisasi saja akan membuat seseorang dapat menjalankan tugasnya dengan sepenuh niat dan hati mereka, karena kembali lagi dengan poin peranan positif yang diinginkan untuk diperoleh dalam diri seorang siswa saat mengikuti organisasi, tentu akan lebih maksimal didapatkan jika suatu organisasi yang dipilih berjalan dengan baik secara maksimal dan semestinya.

DAFTAR PUSTAKA

MM, T. Y. (2010). Perilaku organisasi.

Toni, I. A. (2019). Peranan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Dalam Memebentuk Karakter Siswa Di Smk Negeri 2 Salatiga. Satya Widya, 35(1), 54-61.

Ibrohim, B. (2017). Keefektifan Organisasi Dalam Pemberdayaan Sekolah. Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan, 2(01), 53-64.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun