Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Minta Relawannya Mendukung Prabowo - Gibran Dua Periode, Mengapa?

28 September 2025   08:15 Diperbarui: 28 September 2025   08:15 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo dan Jokowi (CNBC)

Nama Joko Widodo kembali menjadi pusat pusaran berita politik. Kali ini bukan soal proyek IKN, bukan pula soal perannya di panggung internasional. Tetapi karena satu kalimat sederhana yang ia lontarkan: meminta para relawannya untuk mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran hingga dua periode. Kalimat yang sekilas terdengar seperti dukungan biasa, ternyata bergaung seperti gong besar di jagad politik Indonesia.

Sebagian menyebut Jokowi grasa-grusu, sebagian lain menilainya sebagai manuver cerdas. Ada yang menganggap ini bentuk cawe-cawe tak berkesudahan, ada pula yang melihatnya sebagai sikap konsisten seorang politisi yang ingin memastikan warisannya terjaga.

Magnet Politik yang Tak Pernah Padam

Tak bisa dimungkiri, kekuatan Jokowi memang bukan berasal dari partai. Ia dibesarkan PDIP, tetapi magnet politiknya justru lahir dari relawan. Sejak kampanye 2014, relawan menjadi tulang punggung kekuatan Jokowi, bukan hanya mesin partai. Bahkan ketika PDIP akhirnya mengambil jarak dan memecatnya, Jokowi tetap punya panggung sendiri. Ia ibarat pemain sepak bola yang meski dikeluarkan dari klub lamanya, tetap punya jutaan suporter fanatik yang rela mengikuti ke manapun ia pergi.

Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Pilpres 2024 menunjukkan bahwa jaringan relawan Jokowi-Gibran tersebar di hampir semua provinsi, dengan lebih dari 1.700 simpul relawan resmi yang terdaftar. Beberapa lembaga kajian politik bahkan memperkirakan kekuatan riilnya mencapai 10--12 juta anggota aktif di lapangan, dengan basis kuat di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Skala inilah yang membuat Jokowi tetap relevan. Relawan bukan sekadar pendukung musiman, tetapi jaringan sosial-politik yang bisa digerakkan kapan saja untuk kepentingan elektoral.

Dengan modal itulah, Jokowi kini memainkan kartu politiknya. Permintaan agar relawan mendukung Prabowo-Gibran dua periode jelas bukan sekadar basa-basi. Ia sedang mengirim sinyal: "saya masih punya pasukan." Dan pasukan ini bukan main-main, karena terbukti mampu menggerakkan opini publik sejak ia pertama kali maju di Pilkada Solo.

Terlalu Dini atau Justru Terlalu Cerdas?

Mengapa pernyataan ini menimbulkan kegaduhan? Jawabannya sederhana: Jokowi seperti mencuri start. Dalam logika politik, bicara dua periode untuk Prabowo-Gibran padahal periode pertama saja baru dimulai memang terdengar terlalu cepat. Namun Jokowi barangkali paham, politik tidak pernah mengenal waktu yang "tepat". Politik adalah tentang momentum.

Baca juga: Menjual Jokowi

Lawan-lawan politik boleh menyebut Jokowi tak negarawan karena dinilai tak memberi ruang bagi pemerintahan baru untuk bekerja dulu. Tetapi di sisi lain, justru ketergesaan ini bisa dibaca sebagai strategi antisipatif. Jokowi tahu 2029 bukan medan yang mudah. Jika ingin memastikan kesinambungan kekuasaan, dukungan harus dipupuk dari sekarang.

Seperti pepatah Tiongkok kuno: "Waktu terbaik menanam pohon adalah 20 tahun lalu, waktu terbaik kedua adalah hari ini." Jokowi memilih menanam bibit dukungan dari hari pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun