Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Minta Relawannya Mendukung Prabowo - Gibran Dua Periode, Mengapa?

28 September 2025   08:15 Diperbarui: 28 September 2025   08:15 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo dan Jokowi (CNBC)

Bayang-Bayang Lawan Politik

Yang menarik, komentar keras justru datang dari mereka yang khawatir Jokowi betul-betul masih punya daya magis. Mereka yang menuduh grasa-grusu sejatinya sedang memperlihatkan ketakutan bahwa Jokowi sedang membangun tembok dukungan jauh lebih awal.

Pernyataan Jokowi bisa mendorong lawan-lawan potensial untuk lebih cepat pula mengatur strategi. Sebut saja partai-partai yang sudah ancang-ancang menyiapkan kuda politik untuk 2029, atau figur-figur muda yang mulai mengincar panggung nasional. Dengan satu kalimat, Jokowi memaksa peta persaingan bergerak lebih cepat.

Tak heran jika PDIP, partai lama Jokowi, langsung memberi komentar. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menilai langkah Jokowi "bukan sikap kenegarawanan" karena seharusnya memberi kesempatan pemerintahan baru membuktikan diri terlebih dahulu. 

Sementara PKS lewat juru bicaranya, Mardani Ali Sera, menyebut pernyataan Jokowi "hanya akan mempersempit ruang regenerasi politik" dan memperlihatkan keinginan kuat untuk terus memengaruhi arah bangsa. 

Di sisi lain, partai-partai dalam Koalisi Indonesia Maju justru menyambut positif. Golkar menyebut dukungan Jokowi itu "vitamin politik" yang memperkuat soliditas Prabowo-Gibran, sedangkan Gerindra menyebutnya bukti "loyalitas Jokowi pada kesinambungan pembangunan."

Reaksi juga datang dari kalangan relawan sendiri. Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, menyatakan bahwa arahan Jokowi "adalah kompas politik bagi relawan untuk tetap solid dan konsisten mendukung pemerintahan yang lahir dari rakyat." 

Sementara jaringan Alumni Jerman untuk Jokowi (Almisbat) menilai pernyataan tersebut realistis, karena relawan memang membutuhkan arah agar tidak tercerai-berai setelah Jokowi turun tahta. Walau demikian, sebagian relawan muda justru mengingatkan bahwa dukungan dua periode sebaiknya dilihat dari kinerja Prabowo-Gibran terlebih dahulu, bukan sekadar dari instruksi politik.

Antara Cawe-Cawe dan Strategi

Kritik bahwa Jokowi terlalu banyak cawe-cawe sebetulnya juga tak lepas dari gaya kepemimpinannya. Ia tak pernah benar-benar mundur dari gelanggang. Bahkan setelah tak lagi berstatus presiden, ia tampak tetap ingin memastikan bahwa arah politik nasional tidak jauh dari jejaknya.

Apakah ini buruk? Tidak sesederhana itu. Dalam politik, kontinuitas bisa menjadi faktor penting. Jokowi barangkali khawatir jika relawan tercerai-berai tanpa arah, maka kekuatan yang ia bangun selama satu dekade akan hilang begitu saja. Dengan mengikat relawan pada Prabowo-Gibran, ia sedang merawat kesinambungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun