Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Demo Ojol 20 Mei: Perjuangan Nasib atau Ada Kepentingan Lain?

20 Mei 2025   10:53 Diperbarui: 20 Mei 2025   11:06 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demo Ojol (detik.com)

Hari ini, jalanan di berbagai kota besar di Indonesia kembali dipenuhi rombongan pengemudi ojek online (ojol) yang turun ke jalan. Mereka membawa poster, spanduk, dan suara lantang menuntut perubahan. Tuntutan mereka sebenarnya bukan hal baru---nasib yang lebih baik, sistem pembagian hasil yang adil, dan perlindungan dari negara.

Demo besar-besaran ini dipusatkan di Jakarta, dengan lokasi strategis seperti Kemenhub, DPR/MPR, hingga kantor aplikator seperti Grab dan Gojek jadi titik kumpul. Aksi serupa juga bergema di kota-kota lain: Surabaya, Palembang, Semarang, Yogyakarta, dan Bandung.

Namun, di balik semangat perjuangan itu, muncul satu pertanyaan yang tak kalah penting: apakah ini murni soal kesejahteraan, atau sudah dicampuri urusan politik dan persaingan bisnis?

Isi Tuntutan: Lama Tapi Masih Relevan

Lima poin utama jadi inti demo kali ini:

1. Aplikator harus disanksi jika melanggar aturan pemerintah---khususnya Peraturan Menteri Perhubungan No. 12 Tahun 2019 dan Keputusan Menhub No. 1001 Tahun 2022.

2. Potongan yang diambil aplikasi diminta dipangkas, dari sekitar 20% menjadi maksimal 10%.

3. Penghapusan skema tarif "aceng", "slot", "hemat", dan "prioritas" yang dianggap mempersulit pendapatan driver.

4. Tarif layanan makanan dan barang harus disepakati bersama, bukan ditentukan sepihak.

5. Ada jaminan perlindungan dan peningkatan kesejahteraan, karena mereka bukan sekadar "mitra", tapi tulang punggung layanan.

Tuntutan-tuntutan ini sudah sering disuarakan, tapi belum juga ada perubahan berarti. Tidak heran kalau akhirnya banyak driver merasa harus kembali turun ke jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun