Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Makna Ucapan Pertama Paus Leo XIV Kepada Dunia?

9 Mei 2025   10:57 Diperbarui: 9 Mei 2025   14:14 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus Leo XIV (Reuters)

Muda, Harapan, dan Tantangan

Dengan usia yang relatif muda untuk seorang Paus, Leo XIV membuka harapan akan kepemimpinan yang lebih aktif dan adaptif terhadap tantangan zaman. Dunia Katolik --- dan dunia secara umum --- menaruh harapan besar pada kepemimpinan ini.

Namun, ia juga akan menghadapi medan yang rumit: fragmentasi dalam tubuh Gereja, resistensi internal terhadap reformasi, serta tekanan eksternal dari dunia yang kian terpolarisasi --- baik soal perang, krisis lingkungan, maupun kecemasan spiritual manusia modern.

Misi Kemanusiaan, Bukan Sekadar Spiritualitas

Pesan pertamanya jelas: Gereja bukan hanya tempat berdoa, tapi harus menjadi pelayan nyata dunia. Umat membutuhkan gembala yang memahami luka sosial dan siap turun ke "medan perang" kemanusiaan: anak-anak yang kelaparan, korban konflik, pengungsi, hingga generasi muda yang kehilangan arah.

"Kita semua adalah jembatan, bukan tembok," ucapnya --- kalimat ini kini menjadi semacam kredo awal yang menegaskan bahwa Paus Leo XIV tidak ingin menjadi penguasa simbolik, tapi penggerak perubahan.

Kesimpulan: Simbol Baru Harapan Global?

Paus Leo XIV datang di saat dunia mengalami kelelahan spiritual dan sosial. Pesan pertamanya bukan sekadar simbolis. Ia adalah peta jalan, semacam cetak biru bagi masa depan kepemimpinan Katolik --- yang tidak sekadar memelihara doktrin, tetapi membawa terang ke dalam gelapnya kemanusiaan.

Dengan akar pastoral yang kuat, pengalaman lintas budaya, dan komitmen terhadap nilai-nilai inklusif, Paus Leo XIV berpotensi menjadi gembala dunia yang bukan hanya berbicara dari altar, tetapi juga hadir di tengah penderitaan manusia.

Dan yang terpenting, seperti ungkapannya kepada Paus Fransiskus, ia datang bukan sebagai pemutus, melainkan sebagai pelanjut misi belas kasih yang telah ditanamkan sebelumnya.

Semoga misi ini bukan sekadar retorika awal. Dunia dan umat Katolik menunggu langkah nyata dari sang Paus yang lahir dari jantung Amerika, namun memanggil hati seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun