Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kontroversi Agnes Mo, Darah Itu Sama Merah Lho

30 November 2019   09:45 Diperbarui: 30 November 2019   14:11 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Republika.com

Dalam era sosial media ini seringkali tak bisa diduga apa yang jadi topik hangat berita. Sepotong kata dari seseorang bisa menjadi viral ke seantero jagat raya.

Contoh konkrit adalah kasus Agnes Mo, artis multi talenta yang sudah melanglang bukan hanya ditingkatkan nasional tapi juga Internasional.

Ungkapan "Saya tak punya darah Indonesia" jadi ajang perdebatan pro - kontra. 

Mulanya penulis pikir ini hanya debat picisan, tapi sampai dibahas hampir semua media utama dan bahkan dikomentari tokoh dan profesor maka nampaknya hal ini rupanya bukan guyonan belaka. (Kompas.com)

Ya, rupanya sepotong kata Agnes Mo itu dijadikan banyak orang sebagai ukuran kadar nasionalisme si artis ini.

Kenyataan ini dari sudut tertentu sesungguhnya sangat memprihatinkan. Nampaknya kadar dan indikator penilaian nasionalisme kita sangatlah sumir dan tak bermutu.

Mengapa? Apa sebenarnya yang bisa dijadikan indikator diri  sebagai pembela nasionalisme sejati?

Jawaban pertanyaan ini adalah bagian dari jawaban Agnes Mo untuk membela diri. Ketika di suatu acara ada yang menganjurkan dirinya melepaskan kewarganegaraan Indonesia, Agnes pun menjawab dengan pertanyaan, "Apa yang sudah dibuat oleh yang menganjurkan itu untuk negara?". (detik.com). Ungkapan ini sudah diungkapkan oleh John F Kennedy, dalam frasa yang berbeda.

Jika orang yang mengusulkan pencabutan itu ada dalam acara tersebut, penulis hampir yakin pasti orangnya akan gelagapan. Karena yang menanyakan itu adalah sang bintang yang sudah bertahun - tahun memasukkan unsur keindonesiaan dalam pagelaran seni dan panggung dunia. Dia sudah secara gamblang menunjukkan kecintaan dan rasa bangganya sebagai putri bangsa Indonesia.

Tentu alasan yang sama menjadikan dirinya diundang ke Istana sebagai representasi anak muda yang berprestasi dan berkarya untuk bangsa.

Sumber gambar: suara.com
Sumber gambar: suara.com
Sumbangan untuk bangsa tentu saja bukan hanya rasa bangga, tapi juga tindakan nyata dalam berkarya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun