Tidak seperti biasanya komentar Amien Rais kali ini terhadap Jokowi cukup sejuk dan tidak emosional.
Dalam rangka menanggapi pertemuan Prabowo - Jokowi, setelah mendapat surat dari Prabowo yang berisi alasan mengapa Prabowo memilih untuk bertemu dan rekonsiliasi, Amien Rais nampaknya coba menahan diri. Walau sebelumnya dia sempat menanggapi, mengapa Prabowo "nyelonong" bertemu Jokowi.
Selain bisa menerima jawaban Prabowo untuk lebih mengutamakan persatuan dan kepentingan bangsa sebagai alasan rekonsiliasi, Amien juga berjanji tidak akan mengganggu pemerintahan Jokowi. Bahkan terselip pujian bahwa Jokowi memahami demokrasi karena menghargai sikap oposisi. (Detik.com)
Dengan tanggapannya itu Amien Rais menegaskan akan memberi kesempatan kepada Jokowi dan akan tetap menjadi oposisi.
Tentu janji ini sangat kita hargai karena seharusnya demikian lah sikap seorang negarawan sejati. Setelah Pemilu, tidak alasan untuk tetap bersikap melawan dan melanggengkan perpecahan. Usai kontestasi adalah sikap terpuji untuk melakukan rekonsiliasi.
Pilihan untuk menjadi oposisi juga adalah sikap seorang demokrat sejati. Karena beroposisi memang dibutuhkan agar terjadi keseimbangan dalam praktek pemerintahan. Harus tetap ada kelompok yang mengkritisi kebijakan pemerintah agar tidak tergelincir pada sikap arogan dan tiran.
Namun, tentu saja janji Amien Rais ini patut kita kawal juga. Karena sejauh kita ketahui dan lihat selama ini, perkataan dan kritisi yang dia lancarkan seringkali tidak proporsional. Bahkan terkadang dapat dinilai sebagai bentuk provokasi.
Padahal kita sangat harapkan dari seorang yang pernah dinobatkan sebagai bapak reformasi, bahkan sempat menduduki kursi terpuji sebagai ketua MPR, seharusnya Amien Rais sangat layak menjadi Bapak Bangsa yang pikiran nya dinanti untuk memberikan solusi pada persoalan bangsa.
Janji Amien Rais sudah diungkapkan. Kita tunggu saja apakah janji tersebut bisa dia wujudkan. ***MG
