Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan featured

Ketika OTT Tak Bikin Kendor Koruptor

28 Maret 2019   14:14 Diperbarui: 9 Januari 2020   08:10 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: KOMPAS.com/Thinkstockphoto)

Rasanya baru beberapa hari yang lalu KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan Koruptor, namun KPK kembali melakukan operasi OTT itu lagi.

Nampaknya memang para koruptor punya saraf baja. Walaupun bertubi-tubi KPK melakukan operasi itu, nyali koruptor tidak pernah kendor.

Pernah ada seorang teman mengatakan, di Indonesia ini, KPK menangkap koruptor itu ibarat orang menepuk kerumunan lalat. Asal ditepuk saja, pasti ada lalat yang kena, karena rombongan lalat itu begitu banyak.

Tentu perumpamaan ini membuat kita miris. Apakah memang benar, korupsi sudah mendarah daging dalam birokrasi kita? Apakah usaha keras Pemerintah dan KPK untuk membasmi koruptor itu memang sia-sia? Lalu cara bagaimana cara kita membasmi para tikus pencuri uang rakyat itu?

Kalau kita melihat indeks korupsi yang setiap tahun dirilis, nampaknya ada kemajuan yang cukup signifikan. 

Untuk tahun 2019 ini indeks korupsi Indonesia naik menjadi 38 poin (tempo.co). Naik tujuh peringkat menjadi urutan ke 89 dari 180 negara. Menjadi urutan keempat di Asean setelah Singapura, Brunei dan Malaysia.

Tentu perbaikan peringkat ini patut dihargai, namun nampaknya tidak cukup signifikan mengurangi parahnya masalah korupsi di negeri ini.

Dari usaha penegakan hukum, nampaknya sudah cukup maksimal. Penggunaan undang - undang secara komprehensif, selain UU korupsi, juga UU Pencucian uang sehingga para koruptor bisa dimiskinkan, juga sudah diterapkan. 

Namun kenapa para koruptor itu nampaknya sudah putus urat takut mereka? 

Walau kita tidak suka dan menganggap hal ini sebagai pelecehan bangsa, namun harus diakui budaya korupsi memang sudah mengakar kuat. 

Sudah terlalu lama korupsi dianggap sebagai hal lumrah dan biasa. Bahkan jangan - jangan sampai saat ini masih banyak para pejabat dan birokrat menganggap uang rakyat itu adalah hak mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun