Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Jadi Capres Harus yang Sudah Punya Pengalaman?

10 Maret 2019   12:45 Diperbarui: 10 Maret 2019   12:50 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
medan.tribunnews.com

Pernyataan Jokowi pada acara dukungan alumni SMA/SMK se-Jawa Barat yang mengatakan, "Jangan memilih mereka yang belum berpengalaman di pemerintahan untuk mengelola Negara ini", sudah kesekian kali ia sampaikan.

Pesannya jelas, karena kebetulan capres dan cawapres lawannya memang belum punya pengalaman di pemerintahan. Memang Sandi pernah sedikit mengecap jadi wakil gubernur tapi, terlalu singkat untuk bisa dikatakan sudah punya pengalaman.

Lalu apakah benar hal itu? Sebagai pesan kampanye tentu hal itu sah - sah saja. Tujuan kampanye memang mau menunjukkan kelebihan yang dimiliki dan kelemahan lawan tandingnya.

Namun secara obyektif sebenarnya apa yang dikatakan oleh petahana tersebut adalah hal yang normal. Untuk mencari kerja saja, pengalaman menjadi syarat utama. Karena pengalaman membuat orang tahu apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mencari solusi jika ada masalah. Perusahaan manapun akan lebih memilih orang yang sudah terbukti pernah melakukan hal serupa, mereka tidak mau ambil resiko kerugian akibat salah pilih orang. Apalagi kalau posisi tersebut sangat strategis.

Memang idealnya untuk memimpin negara diperlukan orang yang sudah punya pengalaman dalam pemerintahan. Karena hal ini menyangkut masalah sistem, birokrasi dan pengelola keuangan yang sudah baku. Jika hal itu diserahkan pada mereka yang sama sekali baru maka ada resiko, orang tersebut akan terlalu banyak melakukan kesalahan yang berakibat fatal bagi bangsa dan negara.

Tentu ada yang akan berkata, kalau yang dicari adalah orang yang sudah punya pengalaman sebagai Presiden, tentu saja tidak ada calon tanding dari petahana. Apalagi undang - undang sudah membatasi masa jabatan presiden hanya dua kali.

Maksud dari "punya pengalaman di pemerintahan" di sini tentu bukan sama dengan "punya pengalaman jadi Presiden" tapi yang sudah pernah bekerja dalam sistem birokrasi pemerintahan, entah di level yang lebih rendah seperti Bupati atau Gubernur, dan mungkin saja sebagai menteri.

Tentu saja orang tersebut tidak hanya sudah pernah menjabat, tapi juga menunjukkan prestasi yang secara obyektif diakui banyak pihak. Itulah alasannya juga mengapa kampanye seharusnya menjadi ajang unjuk program, gagasan dan prestasi. Bukannya hanya janji, tapi belum terbukti.

Syarat ini adalah kriteria ideal. Sekarang terserah pada kita yang memilih. Saat ini kita punya hak yang sangat istimewa untuk setiap suara kita, bisa menentukan siapa pemimpin bangsa ini untuk lima tahun ke depan.

Pakailah pikiran jernih dan hati nurani bersih. 

Apakah kita mau memberikan suara kita pada orang yang sudah punya pengalaman di pemerintahan dan  relatif terbukti berhasil atau sekurang-kurangnya sudah berusaha memenuhi janjinya?  Atau pada orang yang belum punya pengalaman di pemerintahan dan juga belum punya prestasi mumpuni yang bisa ditunjukkan dan diakui banyak pihak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun