Penulis sengaja mencantumkan judul tulisan dengan cara di atas. Karena kata - kata tersebut sering dikategorikan sebagai ungkapan vulgar.Â
Apakah arti sebuah kata? Kata bisa beraneka makna tergantung siapa yang mengucapkannya.Â
Sebagai ilustrasi saya mulai dengan kata "Niger". Kalau pernah menonton film Jacky Chan yang berjudul "Rush Hour" pasti mengerti apa yang penulis maksud.Â
Dalam adegan film itu, Jacky Chan sebagai detektif punya partner yang diperankan Chris Tucker, aktor kulit berwarna Amerika. Saat itu mereka mencari informasi di sebuah rumah judi yang dikelola oleh seorang kulit berwarna juga.Â
Saat masuk ke lokasi yang dipenuhi kulit berwarna tersebut Chris Tucker menyapa mereka dengan, "Hei Niger!" dengan nada akrab dan mereka menyambut nya dengan hangat.Â
Jacky Chan yang tidak tahu kalau kata sapaan "Niger" bisa menjadi kata penghinaan dan rasis jika diucapkan bukan oleh sesama kulit berwarna, dengan sok akrab juga menyapa mereka dengan sapaan yang sama, "Hei Niger!". Tentu saja mereka menjadi marah dan Jacky Chan pun mereka pukul dan keroyok.
Di adegan film komedi ini, kejadian tersebut membuat kita tertawa terbahak - bahak, namun di dunia nyata tidaklah demikian.Â
Kata - kata seperti itu bisa punya masalah besar bahkan bisa didakwa pidana dengan tuduhan sebagai "ujaran kebencian". Â
Kata yang serupa dengan "Jancuk" dan "Anjir". Untuk teman akrab, kata - kata itu bukanlah ungkapan kasar, Â tapi justru menggambarkan kedekatan dan keakraban.Â
Namun bagi orang asing atau tidak saling kenal, kata - kata tersebut di atas adalah kata vulgar yang tidak pantas diucapkan.
Pada saat ini, ada satu kata yang menjadi perdebatan dan kontroversi. Kata tersebut adalah kata "kafir". Kata ini sudah lama jadi kosakata dalam bahasa Indonesia.Â