Mohon tunggu...
M Aris Munandar
M Aris Munandar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Dosen

Ubi Societas Ibi Ius (Di mana ada masyarakat, di situ ada hukum)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Seberkas Cerita dari Buku, "Akhir Itu Tiada"

23 Agustus 2020   15:18 Diperbarui: 23 Agustus 2020   15:29 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman mengajarkan kami satu hal, bahwa setiap perpisahan selalu menghasilkan ceritanya tersendiri. Mungkin kami atau kamu pernah mengalami tragedi perpisahan saat sedang sayang-sayangnya dengan si do'i. 

Tapi pernahkah kamu berpikir, saat kita telah mengakhiri hubungan ternyata aura kita sebagai manusia yang bernaluri akan selalu ada. Keberadaannya mendatangkan benih-benih cinta yang baru, bahkan semangat baru. Kemudian akan muncul pertanyaan, sebenarnya akhir itu ada atau tiada?

Orang meninggal dunia pasti akan dikatakan hidupnya telah berakhir. Pada kenyataannya masih ada kehidupan di atas langit. Mata memang tak mampu memandang, tetapi hati bisa merasakannya. Itulah yang disebut noumena. Intuisi kita bekerja untuk hati. 

Sulit bagi manusia untuk menikmati noumena, sebab pengetahuan terbatas pada panca indera. Sedangkan pikiran sangat bebas bereksperimen. Mari kita membayangkan setiap kesempatan yang ada. Meskipun tidak semua kesempatan akan berpihak pada kita, yang pasti akhir itu masih menjadi tanda tanya. Namun, kami tidak menyerah untuk bereksperiman dengan literasi cinta yang dilukiskan dalam coretan kertas lusuh ini.

Buku 'akhir itu tiada' adalah cerita fiksi yang sedikit ilmiah. Bisa jadi ada di antara pembaca yang budiman pernah merasakan apa yang tertulis dalam buku ini. Kami tidak pernah menerka, hanya berusaha berkata sewajarnya tentang apa yang kami rasakan sebagai makhluk yang memiliki naluri. 

Yakinlah, bahwa setiap makhluk yang berwujud manusia akan selalu ingin menapaki istana cinta yang sah. Sebab keabsahan sebuah cinta adalah jalan menuju tiada akhir. Kehidupan di dunia ini adalah sementara. Tujuan akhir adalah keabadian di akhirat. Segala yang ada di muka bumi ini tidak akan berakhir. 

Jika ada kematian, itu adalah awal perjalanan menuju kehidupan yang baru. Di kehidupan abadi tentu kita mengharapkan kebahagiaan. Caranya adalah sahkan cintamu dan tinggalkan bekas hitam yang dulu pernah ada. Sebab akhir itu tiada.

"Dunia dan seisinya ini hanyalah fenomena. Setiap tragedi yang terjadi di dalamnya adalah permulaan bukan pengakhiran. Kelahiran dan kematian merupakan dua hal yang berbeda prosesnya, namun tujuannya adalah hidup untuk memulai. Bayi lahir untuk memulai kisah baru di dunia nyata. Orang meninggal untuk memulai perjalanan menuju dunia yang abadi. Jika suatu ketika ada orang yang mengatakan bahwa orang yang meninggal berarti hidupnya telah berakhir, tentu hal tersebut tidak benar. Sebab orang itu akan menuju hidup yang baru di alam akhirat. Begitu juga dalam sebuah hubungan cinta. Jika menikah dianggap sebagai jalan akhir perjuangan, tentunya keliru. Sebab menikah adalah memulai kisah hidup baru untuk hal yang abadi."

Data Buku :

Judul Buku                  : Akhir Itu Tiada
Pengarang                  : M. Aris Munandar dan Yuni Kartini
Penerbit                      : Jejak Publisher (Anggota IKAPI)
Tahun Terbit                : Agustus 2020
Tebal Halaman            : 234 Halaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun