Mohon tunggu...
Marisa Rayhani
Marisa Rayhani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cukup Hidup Sebagai Manusia Maka Siapapun Berpotensi Memperbaiki Dunia

5 Mei 2019   11:12 Diperbarui: 5 Mei 2019   12:08 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1 Ilustrasi Revolusi Perkembangan Manusia dan Kapasitas Otaknya Sumber: www.shutterstock.com (diakses 23 April 2019)

Pada awal keseharian, seseorang sering membuka mata lalu menatap jam di telepon genggam dan seketika merasa letih karena terbayang rentetan kegiatan yang harus dilakukan. Dia yang hapal namun membiarkan menjadi laten, terbiasa membuat permulaan yang berakibat langkah-langkah berikutnya terasa lebih berat untuk dikerjakan.

Tibalah di suatu awal hari yang dibuat terasa berbeda. Ketika dia mencoba hening sejenak membayangkan momen "membuka mata" nya. Proses tak disadari namun berarti yang menandakan kesempatan hidup masih ada. Seiring membuka mata, tersadar denyut nadi kehidupan, hembusan nafas, dan berjalannya proses tubuh yang biasanya terlewat diresapi bahkan disyukuri olehnya.

Pikirannya terpusat pada hakikat diri sebagai makhluk hasil cipta Dzat Maha Kuasa. Ialah manusia dengan raga, akal serta ruh atau jiwa yang di dalamnya berinteraksi pikir dan rasa. Beginilah telaah sederhana untuk meringankan permulaan pikiran dan langkah nya.

Apakah aku? Makhluk hidup bernama manusia

Siapa pencipta aku? Pengatur seluruh makhluk dan alam semesta - ALLAH SWT

Dari mana permulaan aku? Sel ayah dan ibu lalu tumbuh dalam rahimnya

Dimana aku sekarang berada? Dunia

Berapa lama masa hidupku? Singkat, tanpa tahu waktu habisnya

Apa yang aku lakukan? Mengisi kehidupan dan mempertahankannya

Kemana pertanggung jawaban utama hidupku? Kembali pada ALLAH SWT

Dimana aku setelah habis masa hidupku? Tanah kubur dan alam akhirat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun