Mohon tunggu...
MARISA FITRI
MARISA FITRI Mohon Tunggu... Mahasiswi

Saya suka menciptakan karya sastra yang memiliki nilai moral seperti cerpen, puisi, diary dan karya sastra lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Bawah Payung Awan

5 Maret 2025   06:00 Diperbarui: 19 Maret 2025   09:58 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pngtree: Hujan dan Payung Biru


Aku heran bagaimana mungkin selama 10 tahun ini aku belum bisa melupakan seseorang yang bernama Awan. Seolah dirinya tidak mengizinkan diriku untuk mengubur dalam akan kenangan bersamanya, hingga aku menyadari bahwa aku memang sempat menyimpan perasaan padanya walaupun perasaan tersebut harus kularang oleh keinginan keluargaku sendiri. Namun aku tahu, perasaan yang pernah timbul itu kini hanya kenangan dalam masa laluku sehingga aku bingung bagaimana dan mulai dari mana aku harus melupakannya sebab dirinya tidak mengajarkan untuk melupakannya untuk selamanya.

Suatu hari aku mengajak anakku, Awan ke supermarket untuk membeli keperluan dapur dan rumah tangga, hingga kejadian tak terduga membuatku kaget. Aku bertabrakan dengan seorang laki-laki yang memakai masker, sedangkan aku tidak mengenalinya tetapi dia menyapaku terlebih dulu lalu membuatku heran.
"Nadira, bagaimana kabarmu?" katanya.
Aku tidak mengenalinya ketika dia memanggil namaku, tetapi saat dia membuka maskernya detik itu juga seolah hatiku tak berdetak. "Awan, kau ada di sini sejak kapan?" tanyaku gugup.


Awan berdiri dengan gagahnya di depanku sehingga aku merasa sedang bermimpi setelah sekian lama tidak bertemu dengan dirinya. Dia datang di waktu yang tidak tepat dan tempat yang tak terduga, jadi kami merasa sedikit canggung satu sama lain tetapi aku tahu dia masih mengingatku sebab kenangan yang pernah ada 10 tahun yang lalu.
"Semenjak kau memutuskan untuk menikah dulu, aku pergi dari kota ini ke Amerika, bekerja sebagai seorang pengusaha muda selama 5 tahun", ucap Awan.
"Sejauh ini kabarku baik-baik saja Awan, hingga sejauh ini aku sudah memiliki putra yang juga kuberi nama "Awan" mirip sepertimu", ucapku pada Awan.
Awan terdiam sejenak mendengar perkataanku bahwa aku sudah mempunyai seorang putra yang kuberi nama mirip dengannya. Namun, dia tersenyum tipis tetapi hatinya mungkin bahagia mengetahui aku sudah bahagia semenjak kepergiannya padahal aku hanya terbiasa tanpa kehadirannya di hari-hari dan taman yang merupakan tempat favorit kita dulu.
"Nadira, aku bahagia dan senang sekali melihatmu sejauh ini dan memiliki putra yang begitu tampan, tapi aku tak tahu mengapa kau memberinya nama "Awan"? tanya Awan padaku.


ku terdiam sesaat ketika Awan menanyakan hal tersebut. "Kau tentu tahu alasanku menamai putraku "Awan", sebab aku pernah bertemu seorang laki-laki yang sangat melindungiku dari badai di bawah payungnya", ucapku seolah Awan paham maksudku.
"Kau tahu Nadira, aku tidak pernah benar mengikhlaskan kepergianmu bersama laki-laki lain tetapi putramu sudah cukup membuatkan bangga dengan menamai dirinya dengan namaku. Terima kasih dan aku harus pamitan denganmu," ucap Awan.
"Baiklah Awan, semoga kamu bisa menemukan kebahagiaanmu sendiri".
Pertemuan tak terduga dengan Awan seolah menyimpan pertanyaan tanpa jawaban terduga, mengapa dia tidak mengikhlaskanku tetapi dia juga menyimpan rasa yang begitu besar hingga sampai saat ini menjadi hal besar bagiku.

Pngtree: Hujan dan Payung Biru
Pngtree: Hujan dan Payung Biru

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun