Mohon tunggu...
Mario F. Cole Putra
Mario F. Cole Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa-siapa

Orang yang Biasa-biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Masih Perlukah Menaturalisasi Pemain Asing?

24 Januari 2022   06:31 Diperbarui: 24 Januari 2022   06:39 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: indosport.com

Timnas Indonesia belum berhasil di event Internasional, Piala AFF 2021. Hasil yang belum memuaskan itu didapat setelah Indonesia gagal mendulang kemenangan atas Thailand yang dilangsungkan sebanyak dua leg.

Pasca kegagalan itu, timbul wacana untuk menaturalisasi pemain keturunan Indonesia. Rencana itu datang dari pelatih kepala, Shin Tae-Yong. Beberapa nama pemain keturunan Indonesia masuk dalam radar pelatih asal Korea Selatan itu, seperti Sandy Walsh, Jordi Amat, Meet Hilgers, dan Ragnar Oratmangoen.

Naturalisasi pemain sepak bola untuk berlaga bersama timnas Indonesia bukanlah hal baru. Dulu, kita mengenal nama Diego Michel, Cristian Gonzales, dan Irfan Bachdim. Kemudian, timnas kembali menaturalisasi pemain keturunan, seperti Stefano Lilipaly dan Ilija Spasojevic untuk membangun timnas Indonesia. Lalu, pemain keturunan kembali dinaturalisasi, seperti Ezra Wilian dan Elkan Baggott, untuk proyek timnas Indonesia.

Kebijakan untuk menaturalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan performa tim. Akan tetapi, kebijakan naturalisasi yang diambil di hampir setiap event internasional yang hendak diikuti belum satu pun yang membuahkan hasil yang membuat wajah suporter Indonesia penuh senyuman. Kebanyakan mentok di posisi runner-up.

Pertanyaan bermunculan: Perlukah naturalisasi itu? Apakah para pemain naturalisasi itu sungguh-sungguh penting dalam tim? Lalu, apa yang harus diubah?

Kebijakan naturalisasi menunjukkan bahwa Indonesia masih sangat bergantung pada orang luar. Kebijakan tersebut adalah bukti nyata sepak bola Indonesia tidak begitu percaya diri di kancah internasional. Selain itu, naturalisasi menampilkan wajah instan kita.

Hemat saya, keberadaan mereka tidak begitu penting. Kelemahan timnas harus dilihat secara holistik. Jika timnas selalu mentok di posisi runner-up, masalahnya bukan pada banyak sedikitnya pemain naturalisasi.

Ada beberapa hal mengapa kita sering mengalami kegagalan di kancah internasional.

Pertama, strategi. Miskin strategi menjadikan Indonesia sering gagal mencetak gol ke gawang lawan. Selama ini, timnas masih masih mengandalkan kecepatan lari. Dalam arti, sprint para pemain adalah senjata utama untuk melumpuhkan lawan. Namun, kelemahannya adalah pemain akan cepat mengalami kecapaian karena sering berlari. Hal tersebut akan sangat mudah diserang balik lawan.

Untuk itu, perubahan strategi adalah langkah yang mesti diambil. Hemat saya, permainan passing adalah cara bermain yang mesti dipraktekan Indonesia. Permainan passing pendek dari kaki ke kaki akan menghemat tenaga dan nafas dari para pemain. Dan, untuk mengubah timnas bisa bermain passing dengan baik adalah dari menu latihan dari klub masing-masing pemain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun