Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Tamparan Guru Menjadi Cermin Bagi Dunia Pendidikan

16 Oktober 2025   18:01 Diperbarui: 16 Oktober 2025   18:01 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tamparan itu bukan hanya menyentuh pipi seorang siswa, tapi juga menyentuh nurani kita semua: bahwa pendidikan tanpa hati hanyalah perintah tanpa arah.

Ketika Guru dan Murid Sama-Sama Belajar

Dari peristiwa ini, aku menyadari bahwa guru dan murid sesungguhnya sedang menempuh perjalanan yang sama: sama-sama belajar. Bedanya, guru belajar menahan diri, sedangkan murid belajar memahami batas. Guru belajar berbicara dengan lembut, murid belajar mendengar dengan hormat.

Tidak ada guru yang sempurna, dan tidak ada murid yang sepenuhnya salah. Mereka hanya manusia yang saling menempa dalam proses panjang bernama pendidikan. Maka, daripada mencari siapa yang bersalah, bukankah lebih baik kita bertanya: apa yang bisa kita pelajari?

Mendidik dengan Kasih, Bukan dengan Takut

Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman bagi tumbuhnya karakter. Disiplin memang penting, tapi disiplin tanpa kasih akan melahirkan ketakutan, bukan keteladanan.

Guru perlu menanamkan nilai, bukan sekadar menegakkan aturan. Karena aturan bisa menundukkan kepala, tapi kasih sayanglah yang bisa menundukkan hati.

Aku yakin, peristiwa ini bisa menjadi titik balik bagi dunia pendidikan kita untuk lebih menekankan aspek kemanusiaan, bukan sekadar formalitas dan hukuman. Saat guru dan murid sama-sama belajar berlapang dada, di situlah pendidikan menemukan maknanya yang paling dalam.

 Tamparan yang Mengajarkan Arti Memaafkan

Akhir kisah ini berujung pada saling maaf antara kepala sekolah dan murid. Indra memaafkan gurunya, dan sang kepala sekolah memohon ampun dengan tulus. Dari sanalah lahir keindahan yang tak terlihat oleh kamera: keikhlasan.

Mungkin dunia melihatnya sebagai tamparan yang memalukan. Tapi bagi saya, ini adalah tamparan yang mendewasakan. Tamparan yang mengingatkan kita semua, bahwa tugas guru bukan hanya mengajar di depan kelas, melainkan juga belajar setiap hari, belajar tentang sabar, tentang empati, dan tentang cinta tanpa syarat kepada setiap murid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun