Singa itu pun menjelaskan, "Aku adalah kematian, rusa itu adalah dunia, dan para korban itu adalah orang-orang yang terus mengejar dunia tanpa menyadari bahwa aku selalu mengintai mereka."
Ketika manusia sibuk mengejar kekayaan, jabatan, dan kesenangan duniawi, mereka lupa bahwa hidup memiliki batas. Ketika ajal menjemput, semua yang mereka kumpulkan akan ditinggalkan. Yang tersisa hanyalah amal dan bagaimana mereka telah menjalani hidup ini.
Kisah ini adalah refleksi nyata bagi kita semua. Dalam kehidupan modern yang serba cepat ini, kita seringkali lupa bahwa ada sesuatu yang lebih berharga daripada sekadar mengejar dunia. Tidak salah untuk berambisi, tetapi penting untuk menyadari batas dan keseimbangan dalam hidup.
Kita perlu mengingat bahwa kesehatan, keluarga, dan nilai-nilai spiritual jauh lebih berharga daripada sekadar harta dan status. Sebab, pada akhirnya, semua yang kita kumpulkan akan ditinggalkan, dan hanya amal kebaikan yang akan menjadi bekal kita di kehidupan selanjutnya.
Mari kita belajar dari kisah ini. Kejar dunia dengan bijak, namun jangan sampai kita melupakan tujuan hidup yang sesungguhnya. Karena jika kita terlalu terobsesi pada sesuatu yang fana, bisa jadi kita akan kehilangan segalanya sebelum kita benar-benar menyadarinya.
Kesimpulan
- Dunia ini memang perlu diperjuangkan, tetapi bukan sebagai satu-satunya tujuan hidup.
- Keseimbangan antara dunia dan akhirat adalah kunci kebahagiaan sejati.Â
- Jangan sampai kita mengorbankan hal-hal yang lebih penting, seperti kesehatan, keluarga, dan nilai moral, demi mengejar sesuatu yang sementara.
- Kematian adalah kepastian yang selalu mengintai. Maka, persiapkanlah diri dengan amal kebaikan.
- Jangan terjebak dalam ilusi kesuksesan semu. Kebahagiaan sejati bukan hanya tentang memiliki banyak hal, tetapi juga tentang bagaimana kita menjalaninya dengan makna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI