Mohon tunggu...
Mario Elang
Mario Elang Mohon Tunggu... -

Sedih... sakit... gembira... bahagia... Semuanya dijalani dgn ikhlas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ambon: Luka Lama Menganga Kembali

12 September 2011   04:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:02 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berawal dari kejadian sederhana,  namun berlanjut berkepanjangan hingga menyulut hal-hal  sensitif.  Itulah yang terjadi di Ambon sejak Sabtu malam, 10 September 2011.   Seorang tukang ojek yang kebetulan muslim memasuki daerah komunitas Kristen dan mengalami kecelakaan sampai meninggal. Saksi mata memang mengatakan bahwa sepeda motor dalam kecepatan tinggi menapaki jalanan menurun dalam kondisi hujan,  lalu menabrak bak sampah dan mengalami  luka menganga di dada.  Namun keluarga korban menganalisa kejadian itu dengan pemikirannya sendiri.   Mereka mencurigai korban dibunuh oleh komunitas Kristen di tempat kejadian.   Akibat dari itu,  pada Minggu siang setelah selesai pemakaman,  masa yang berkumpul melayat terprovokasi untuk melakukan penyerangan ke komunitas Kristen.   Akhirnya gayung bersambut.  Terjadi saling balas melempar batu antar kedua komunitas sampai menjelang malam.   Kendaraan-kendaraan yang lewat menuju ke arah komunitas Kristen pun dicegat dan dibakar di tempat. Menjelang tengah malam bahkan sampai siang hari ini,  suara tembakan sudah mulai terdengar dari kedua pihak.  Sepertinya senjata-senjata yang mereka simpan selama kerusuhan beberapa tahun lalu sudah mereka gunakan kembali.  Asap hitam dan putih membumbung tinggi di beberapa tempat menandakan ada rumah ataupun toko-toko yang terbakar. Ambon.  Persaudaraan bernama pela-gandong yang tumbuh antar dua komunitas Islam-Kristen yang sudah terbukti ampuh menyatukan mereka, akhirnya bobol kembali.   Kebenaran semu yang mereka yakini sendiri dalam menyikapi peristiwa tukang ojek,  mereka jadikan dasar untuk menyerang saudara mereka sendiri.  Pola pikir sempit,  pemahaman agama pas-pasan,  tingkat pendidikan kurang memadai,   dijadikan alat oleh pihak lain untuk memprovokasi saudara mereka sendiri untuk beringas dan menyerang.  Mata nanar dan wajah-wajah penuh kebencian berkeliaran di jalanan, menyimpan parang di balik punggung bahkan terang-terangan menyeretnya  di aspal jalanan sampai terdengar bunyi berdecit. Orang harus bertanya kenapa tukang ojek mati kecelakaan, harus orang  Kristen yang disalahkan.  Orang harus bertanya kenapa tiba-tiba bendera Palestina bisa berkibar disana.   Orang harus bertanya siapa yang telah berani mengumpuklan orang demikian banyak pada saat pemakaman.  Orang harus bertanya kenapa aparat intel polisi tidak mengantisipasi kejadian ini sebelumnya. Mestinya semuanya diserahkan pada aparat penegak hukum untuk menyelesaikannya.  Mestinya masyarakat tidak membenarkan pendapatnya sendiri lalu mengambil tindakan agresif terhadap komunitas lain.  Mestinya masyarakat punya filter terhadap berita-berita menghasut yang sengaja dihembuskan pada mereka.  Mestinya mereka tidak memposisikan diri mereka seolah berjuang membela agama dengan cara membunuh saudara mereka sendiri.  Mestinya....  ah.. entahlah. Yang pasti tembakan sudah terdengar,  asap kebakaran sudah mengepul dan beberapa nyawa sudah melayang.  Luka lama sudah menganga kembali.   Ambon,  kapan kalian  mau belajar...? ------------------------------------------------------------------------------ Salam Mario


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun