Yang lelah itu raga. Yang lesap angan-angan. Namun cinta selalu memiliki jalan hidupnya sendiri.
Barangkali langkah kau tuntun saja pada matahari. Padahal takdir sedang menunggu rembulan separuh. Di bantal pembaringan, sambil menyamping kau meratapi takdir yang serupa airmata; menolak untuk kembali.
Yang lelah memang raga. Yang lesap angan-angan. Dan, cinta akan menemukan jalannya sehabis petang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!