Mohon tunggu...
Maria Regina Krisma Gabriella
Maria Regina Krisma Gabriella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Manajemen Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Manajemen Kesiswaan Terhadap Hasil Belajar Siswa

27 Desember 2021   00:00 Diperbarui: 27 Desember 2021   20:35 4322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Manajemen kesiswaan di sekolah dinilai memiliki keterkaitan dengan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa sendiri merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melewati proses belajar, yang dapat memberikan perubahan pada pengetahuan, pemahaman, serta keterampilan siswa, sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Apabila manajemen kesiswaan berjalan kurang baik, maka dapat menyebabkan disiplin belajar siswa tidak terkendali, sehingga dapat menurunkan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan manajemen kesiswaan merupakan pelayanan yang menitikberatkan pada pengaturan, pengawasan, dan pelayanan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas. Manajemen kesiswaan dapat membantu siswa dalam mengembangkan dirinya, sesuai dengan program-progam yang dilaksanakan oleh sekolah. Sehingga manajemen kesiswaan dinilai mempunyai peranan yang penting terhadap capaian dan keberhasilan belajar siswa.

Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur segala kegiatan siswa di sekolah, agar dapat menunjang proses pembelajaran yang berjalan dengan lancar, tertib, dan teratur sehingga tujuan sekolah maupun tujuan pendidikan pada umumnya dapat terwujud. Fungsi manajemen kesiswaan secara umum adalah sebagai wahana bagi siswa, agar dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin, yang  berkenaan dengan segi sosial, segi aspirasi, segi kebutuhan, segi individualitasnya, dan juga segi potensi yang dimiliki peserta didik. (Muspawi, 2020) juga mengatakan, fungsi manajemen kesiswaan yakni sebagai sarana bagi siswa untuk dapat mengembangkan dirinya secara optimal, baik yang berkaitan dengan bidang sosial, aspirasi, maupun dari segi potensi lainnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan dan fungsi dari manajemen kesiswaan adalah sebagai sarana yang mengatur segala kegiatan peserta didik di sekolah, serta wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin.

Pengertian Manajemen Kesiswaan

(Imron, 2011) mengatakan manajemen kesiswaan atau pengelolaan peserta didik merupakan suatu cara untuk mengatur seluruh siswa, mulai dari masuk hingga mereka lulus. Sementara itu (Mulyasa, 2014) mengatakan, manajemen kesiswaan merupakan salah satu bidang oprasional dalam pengelolaan sekolah, yang berkaitan dengan penataan dan pengaturan terhadap kegiatan peserta didik, mulai dari masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Sehingga dapat disimpulkan, manajemen kesiswaan merupakan suatu proses pengelolaan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah, mulai dari perencanaan, penerimaan siswa, dan juga pembinaan yang dilakukan selama siswa berada di sekolah, hingga siswa menyelesaikan pendidikannya di sekolah tersebut, melalui suasana pembelajaran yang kondusif, dan juga efektif.

Tujuan dan Fungsi Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan memiliki tujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan.


Adapun tujuan dari manajemen kesiswaan adalah :

  • Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan psikomotorik siswa.
  • Mendidik dan membina kemampuan, bakat, dan minat.
  • Mencapai kebahagiaan, kesejahteraan hidup, dapat belajar dengan baik, hingga tercapai cita-cita mereka.

Manajemen kesiswaan juga memiliki beberapa fungsi, yakni :

  • Fungsi yang berhubungan dengan pengembangan individualitas, yakni agar siswa mampu mengembangkan potensi individualitasnya, yaitu kemampuan umum (kecerdasan) dan kemampuan khusus (bakat).
  • Fungsi yang berhubungan dengan pengembangan sosial siswa, yakni supaya siswa mampu melakukan sosialisasi dengan teman sebaya, keluarga, dan lingkungan sosial, seperti sekolah maupun lingkungan masyarakat.
  • Fungsi yang berhubungan dengan penyaluran aspirasi dan harapan siswa, yakni supaya tersalurkannya hobi, kesenangan, minat dan juga bakat siswa.
  • Fungsi yang berhubungan dengan pemenuhan dan kesejahteraan siswa, yakni terpenuhinya kebutuhan jasmani dan rohani siswa, supaya siswa tentram dalam menjalankan pendidikannya.

Prinsip-prinsip Manajemen Kesiswaan

Prinsip merupakan suatu hal yang harus dipedomani dalam melaksanakan tugas. Prinsip manajemen kesiswaan mengandung arti, bahwa dalam rangka mengelola siswa perlu adanya sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dan dipedomani, untuk mewujudkan tujuan dalam manajemen kesiswaan.

Adapun prinsip-prinsip manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut :

  • Manajemen kesiswaan dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah. Oleh sebab itu, manajemen kesiswaan harus mempunyai tujuan yang sama atau mendukung terhadap tujuan manajemen secara keseluruhan. Ambisi sektoral manajemen kesiswaan tetap ditempatkan dalam kerangka manajemen sekolah, dan tidak boleh ditempatkan di luar sistem manajemen sekolah.
  • Segala bentuk kegiatan manajemen kesiswaan haruslah mengembangkan misi pendidikan dalam rangka mendidik para siswa. Segala bentuk kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai atau tidak disukai oleh siswa, harus tetap diarahkan untuk mendidik siswa, dan bukan untuk yang lainnya.
  • Kegiatan-kegiatan manajemen kesiswaan diupayakan untuk mempersatukan siswa yang mempunyai berbagai ragam latar belakang dan juga perbedaan. Segala kegiatan tidak diarahkan untuk memunculkan konflik di antara perbedaan yang ada, melainkan justru mempersatukan untuk saling memahami dan menghargai.
  • Kegiatan manajemen kesiswaan haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan siswa. Oleh karena itu, haruslah terdapat ketersediaan dari pihak yang dibimbing, yaitu siswa sendiri. Pembimbingan tidak akan terlaksana dengan baik apabila terdapat ketidaksediaan dari siswa.
  • Kegiatan manajemen siswa haruslah mendorong dan memacu kemandirian siswa. Prinsip kemandirian demikian akan bermanfaat bagi siswa, tidak hanya saat di sekolah, namun juga ketika sudah terjun di masyarakat. Ini mengandung arti bahwa ketergantungan siswa haruslah sedikit demi sedikit dihilangkan melalui kegitan-kegiatan manajemen kesiswaan.
  • Apa yang diberikan kepada siswa dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan manajemen siswa haruslah fungsional bagi kehidupan siswa, baik di sekolah, terlebih di masa depan.

Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan

Kegiatan administrasi siswa dapat dilihat melalui gambaran bahwa lembaga pendidikan diumpamakan sebuah transformasi, yang mengenal masukan (input), pengelolaan di dalam tranformasi (proses), dan keluaran (output). Menurut (Suharsimi, 2008), dengan melihat pada proses memasuki sekolah sampai murid meninggalkannya, terdapat beberapa kelompok pengadministrasian yaitu: pencatatan prestasi belajar, pencatatan bimbingan dan penyuluhan, serta monitoring. Berdasarkan ketiga hal tersebut ruang lingkup manajemen kesiswaan berkaitan erat dengan hal-hal sebagai berikut:

  • Pendataan kemajuan belajar siswa. Keberhasilan kemajuan dan prestasi belajar para siswa memerlukan data yang otentik, dapat dipercaya, serta memiliki keabsahan. Data ini diperlukan untuk mengetahui dan mengontrol keberhasilan atau prestasi siswa, oleh kepala sekolah sebagai manajer pendidikan di sekolah. Menurut (Mulyasa, 2007), kemajuan belajar siswa secara periodik harus dilaporkan kepada orang tua sebagai masukan untuk berprestasi dalam proses pendidikan dan membimbing anaknya dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah. Dalam pendataan kemajuan belajar siswa untuk kemajuan dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar secara maksimal, diperlukan buku catatan prestasi belajar murid, yang meliputi buku daftar nilai, buku leger, dan rapor.
  • Bimbingan dan pembinaan. Merupakan proses untuk membantu individu di dalam membuat keputusan hidup yang positif, hal ini diperlukan di rumah, sekolah, dan di lingkungan sosial, serta di setiap individu berada. Secara khusus layanan bimbingan bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir, demi terwujudnya siswa yang mandiri dan bertanggung jawab. Personel pelaksana pelayanan bimbingan adalah segenap unsur yang terkait di dalam program pelayanan bimbingan, dengan koordinator dari guru pembimbing konselor sebagai pelaksana. Selain bimbingan, manajemen kesiswaan juga melakukan pembinaan disiplin siswa yang berkaitan dengan tata tertib, aturan, serta norma dalam kehidupan bersama, baik di dalam lingkungan sekolah, maupun dalam lingkungan masyarakat.
  • Monitoring. Monitoring merupakan suatu proses pemantauan untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan suatu kegiatan yakni manajemen kesiswaan. Menurut (Hasbullah, 2006), kegiatan monitoring adalah suatu kegiatan memonitor atau mengawasi seluruh aktivitas yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah, dalam hal ini difokuskan pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan monitoring ini dapat dilakukan secara langsung pada kegiatan yang di lakukan oleh siswa, juga kegiatan monitoring secara tidak langsung dengan mendengarkan laporan dari pihak yang terlibat dalam kegiatan.

Hasil Belajar

(Sudjana & Rivai, 2011) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu kompetensi atau kecakapan yang dapat dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran. Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan juga keterampilan, sebagai hasil interaksi dalam pembelajaran, yang dapat dijadikan tolak ukur untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi tujuan pembelajaran. Hasil belajar juga merupakan laporan yang telah diperoleh siswa dalam proses pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan keterampilan dan juga kompetensi yang diperoleh siswa setelah melalui proses pembelajaran.

Manajemen Kesiswaan Terhadap Hasil Belajar Siswa

Peserta didik merupakan komponen terpenting yang sangat berpengaruh terhadap semua hal yang berkaitan dengan sekolah. Salah satunya adalah, peserta didik akan sangat berpengaruh terhadap eksistensi sekolah. Biasanya masyarakat akan memandang positif sekolah yang peserta didiknya tergolong banyak, begitu pula sebaliknya. Hal ini juga dapat dilihat dari segi hasil yang dapat diciptakan oleh peserta didik tersebut, termasuk sebuah prestasi. Banyak orang tua yang memasukkkan anak-anaknya ke sekolah yang telah banyak mencetak hasil belajar yang bagus, baik hasil belajar di bidang akademik, maupun non akademik. Hal tersebut dimaksudkan agar anak-anak mereka juga berhasil mencetak prestasi, setidaknya dalam hal meningkatkan kemampuan belajarnya.

Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bidang operasional yang melaksanakan penataan dan pengaturan terhadap kegiatan, yang berkaitan dengan peserta didik mulai dari masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Namun, manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas secara operasional yang dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik di sekolah. Salah satu yang menjadi fokus serta peran manajemen kesiswaan adalah bagaimana siswa dapat mengembangkan bakat dan minatnya, agar nantinya akan berdampak pada hasil belajar siswa sehingga dapat mencetak prestasi. Untuk itu, manajemen kesiswaan memiliki pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik di sekolah.

Pengaruh Manajemen Kesiswaan Terhadap Hasil Belajar

Manajemen kesiswaan memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung secara positif dan signifikan terhadap prestasi dan hasil belajar siswa. Manajemen kesiswaan memiliki hubungan yang kuat dalam keberhasilan belajar siswa, yang harus didukung dan dipertahanan oleh manajemen kesiswaan, sehingga dapat mencapai prestasi belajar siswa secara langsung ataupun tidak langsung. Selain itu, menurut (Nasihin, 2011) keberhasilan penyelenggaraan lembaga pendidikan yaitu sekolah, akan sangat tergantung pada manajemen kesiswaan, karena manajemen kesiswaan ini akan memberikan kontribusi yang tinggi dan memberikan dukungan yang kuat terhadap komponen-komponen lain di dalam pencapaian tujuan sekolah. Artinya, baik buruknya manajemen kesiswaan, baik secara langsung ataupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Manajemen kesiswaan juga sangat berpengaruh tehadap layanan, yang mana pemusatan perhatiannya pada pengaturan dan pengawasan siswa di kelas dan luar kelas. Hal tersebut seperti pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti penggembangan keseluruhan kemampuan minat dan bakat siswa, serta kebutuhan sampai siswa memperolah hasil yang optimal di sekolah. Lebih lanjut, melalui manajemen kesiswaan, proses pembelajaran di sekolah tersebut juga dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.

Dapat disimpulkan, bahwa manajemen kesiswaan memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa, baik secara akademik maupun non akademik. Keberhasilan siswa dalam belajar ini memang sudah menjadi tanggung jawab sekolah. Namun, apabila dalam pelaksanaan manajemen kesiswaan sudah terlaksana dengan baik, tetapi tanpa ada bimbingan atau perhatian dari orang tua, maka sama saja tujuan yang diinginkan tidak dapat sepenuhnya tercapai. Maka dari itu, diharapkan seluruh pihak dapat membantu pencapaian keberhasilan siswa dalam belajar.

Daftar Pustaka

Hasbullah. (2006). Dasar-dasar ilmu pendidikan. Raja Grafindo Persada.

Imron, A. (2011). Manajemen peserta didik berbasis sekolah. PT. Bumi Aksara.

Mulyasa, E. (2007). Manajemen berbasis sekolah konsep, strategi, dan implementasi. PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2014). Manajemen berbasis kompetensi dan aplikasinya. Rosdakarya.

Muspawi, M. (2020). Memahami konsep dasar manajemen peserta didik. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi.

Nasihin, Sukarti, & Sururi. (2011). Administrasi pendidikan universitas pendidikan Indonesia. Alfabeta.

Putri, M., Giatman, M., & Ernawati, E. (2021). Manajemen kesiswaan terhadap hasil belajar. JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia).

Sudjana, N., & Rivai, A. (2011). Media pengajaran. Sinar Baru Algensindo.

Suharsimi, A. (2008). Manajemen pendidikan. Aditya Media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun