Peningkatkan Efektivitas Pelayanan Publik melalui Kolaborasi Lintas sektor: Penanganan Stunting di Kota Samarinda
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia di suatu negara dan dapat mengakibatkan tidak tercapainya target pembangunan nasional. Saat ini penanggulangan stunting menjadi salah satu prioritas nasional dalam bidang kesehahatan di Indonesia yang memerlukan sinergi dan kolaborasi dari berbagai sektor. Di Kota Samarinda, upaya penurunan angka stunting yang masih tinggi, yaitu sekitar 20,3% pada tahun 2024 dapat dilakukan melalui kerja sama erat antara berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), tenaga kesehatan, akademisi, LSM dan masyarakat luas. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama dalam meningkatkan efektivitas pelayanan publik dan mempercepat pencapaian target nasional penurunan stunting di bawah 14%.
Terdapat beberapa faktor dominan yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi penyebab stunting, diantaranya adalah pola pengasuhan anak balita, pengetahuan tentang gizi, dan juga pendataan dan pemantauan status gizi dan rujukan balita gizi buruk. Stunting memiliki dampak yang sangat buruk yaitu dapat menurunkan kecerdasan atau IQ, anak stunting akan mengalami penurunan dalam perkembangan kognitif sebesar 7% dibandingkan anak yang tidak stunting. Asupan nutrisi yang tidak terpenuhi berakibat pada terganggunya berbagai organ, salah satunya otak. Kondisi ini dapat menurunkan fungsi otak untuk melihat, mendengar, berfikir, dan melakukan gerakan. Secara keseluruhan, kondisi stunting akan berakibat pada kualitas sumber daya manusia.
Upaya penanganan stunting di Samarinda melibatkan kolaborasi lintas sektor, diantaranya Bappedalitbang, DP2KB, Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Dinas Perikanan, Balai POM, Kanwil Kementerian Agama, Diskominfo, Kesbangpol, PUPR, Bagian Tata Pemerintahan Setda, serta pada sektor pendidikan yaitu Sekolah Tinggi Widya Cipta Dharma, Universitas Widya Gama Mahakam. Â Selain itu, dari sektor organisasi masyarakat seperti IDI, IBI, dan MUI. Pendekatan terpadu ini dikawal oleh program strategis seperti SI CAKEP (Strategi Peningkatan Peringkat Capaian Penilaian Kinerja 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting) yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Samarinda. Program ini menekankan pendampingan keluarga, kampanye ASI eksklusif, peningkatan kualitas data stunting, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia sebagai langkah strategis dalam penanganan stunting yang menyeluruh dan berkelanjutan.
Terdapat berbagai tantangan yang perlu dihadapi dalam upaya penanganan sunting di Kota Samarinda, terutama dalam penguatan kapasitas sumber daya manusia, peningkatan koordinasi antar sektor, dan penyempurnaan sistem informasi jejaring. Diperlukan adanya pelatihan berkala dan evaluasi program kolaborasi untuk meningkatkan kemampuan SDM dan menjamin keberhasilan program secara sistematis. Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat melalui edukasi gizi dan pola asuh juga merupakan bagian dari strategi kolaboratif penanganan stunting yang inklusif dan berkelanjutan. Secara keseluruhan, kolaborasi lintas sektor dalam penanganan stunting di Kota Samarinda merupakan contoh konkret bagaimana manajemen jejaring dan tata kelola kolaboratif mampu meningkatkan efektivitas pelayanan publik. Kolaborasi ini bukan hanya mengoptimalkan sumber daya yang ada, tetapi juga menciptakan solusi inovatif yang berkelanjutan demi menciptakan generasi masa depan yang sehat dan berkualitas.
REFERENSI
Jurnal
Anwar, S., Winarti, E., & Sunardi, S. (2022). Systematic Review Faktor Risiko, Penyebab Dan Dampak Stunting Pada Anak. Jurnal Ilmu Kesehatan, 11(1), 88. https://doi.org/10.32831/jik.v11i1.445
Imron, A., Dini, C. Y., Pratama, S. A., Aziz, U. K., Mudiyah, S., Herowati, D., & Hartanti, F. I. (2022). Sinergi Lintas Sektor Dalam Percepatan Penurunan Nganjuk, Jawa Timur. Media Gizi Indonesia, 17(1SP), 239--243. https://doi.org/10.20473/mgi.v17i1SP.239-243
Kresnina, K., Khoffifah, K., Lisdawati, L., & Paselle, E. (2024). Evaluasi Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Baqa Samarinda Seberang. Jurnal Syntax Admiration, 5(5), 1804--1817. https://doi.org/10.46799/jsa.v5i5.1167
Maulidah, M., Paselle, E., Henly Putri, A. A., Ernita, L., Indriani, E. A., Yunus, M., & Yuliana. (2024). Collaborative Governance dan Penerapannya dalam Kebijakan Penanganan Stunting di Kota Samarinda. Perspektif, 13(2), 356--364. https://doi.org/10.31289/perspektif.v13i2.10759