Jika melihat keadaan puluhan tahun yang lalu, jurnalis berlomba untuk memberikan informasi terbaru tetapi terkendala pada waktu proses produksi yang dilakukan. Namun, di era digital ini suatu informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat bisa didapatkan dengan mudah dan dengan waktu yang singkat.
Selain itu, suatu informasi bisa didapatkan dari berbagai macam platform media yang tersedia, dimana setiap platform memiliki keungulannya masing-masing. Mulai dari keunggulan di sisi teks, gambar hingga video. Ketiga elemen tersebut dapat menjadi dikombinasikan, hal tersebut dapat disebut sebagai multimedia.
Penggabungan antara teks, gambar dan video dapat menyajikan suatu informasi secara lebih menarik dan lengkap. Sehingga, masyarakat dengan membaca suatu berita dapat melihat secara langsung visual dari peristiwa tersebut. Multimedia juga memiliki sifat yang saling melengkapi, bukan hanya mengulangi informasi.
Secara lebih dalam, dengan memanfaatkan fitur multimedia maka dapat terlihat bagaimana keahlian dari suatu perusahaan atau sebuah instituasi dari cara mereka mengemas suatu informasi yang menarik bagi masyarakat. Di sisi lain, masyarakat akan menentukan hasil dari pengembangan berbagai fitur multimedia yang dilakukan oleh sebuah intitusi.
Menurut Deuze (2003) terdapat istilah 'convegence continium' yang mengartikan bahwa cepat atau lambat, nantinya media akan bergerak maju ke suatu tahapan yang tidak hanya berkaitan dengan proses pembuatan berita. Hal tersebut terjadi karena konvergensi tidak hanya berbicara mengenai proses linear, contohnya media nantinya akan memikirkan tentang promosi, proses distribusi, tanggapan dari masyarakat dan beberapa hal lainnya.
Pada awalnya, untuk membuktikan konvergensi melalui sebuah kolaborasi tersebut, jurnalis dari media cetak, siaran dan online diminta untuk menggabungkan suatu informasi yang nantinya akan dikemas dalam sebuah berita dan nantinya akan disebarluaskan ke masyarakat. Sekitar tahun 1990, perusahaan di bidang multimedia telah melakukan kerjasama untuk melakukan konvergensi lintas media yang dilakukan dengan staff atau bahkan perusahaan yang berada di bagian diluar departemen media.
Namun, Deuze melihat hal tersebut justru tidak menghasilkan sesuatu yang maksimal di masing-masing bidang, baik cetak, siaran maupun online. Berita yang dihasilkan menjadi tidak memiliki fokus karena terlalu banyak kolaborasi yang dilakukan.
Namun, konvergensi dalam sebuah media dapat dilakukan mulai dari tahap no convergence hingga full convergence. Konvergensi dapat dimulai melalui kerjasama yang dilakukan antara organisasi dibidang maupun diluar jurnalistik untuk melakukan promosi, distribusi hingga mencari pengembangan strategi yang dilakukan agar proses konvergensi berjalan dengan efektif.
Perkembangan multimedia merupakan salah satu faktor hal yang memperkuat konvergensi. Hal tersebut bukan hanya diperlihatkan melalui platform suatu media, namun jurnalis juga dituntut untuk dapat menujukkan bukti nyata dari multimedia tersebut. Seperti halnya, combo journalism yaitu jurnalis berita yang juga dituntut untuk mendapatkan gambar dari suatu peristiwa yang diambil.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi merupakan salah satu aspek penting untuk mendukung adanya multimedia. Perusahaan media mengandalkan multiple media Content Management System (CMS) yang dikembangkan secara internal atau bekerjasama dengan perusahaan lain.
Teknologi akan membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah, praktis dan cepat sehingga pada akhirnya seorang pembuat berita melupakan kualitas dari informasi yang dihasilkan. Ditengah semakin tingginya persaingan antar perusahaan media, kecepatan menjadi hal yang dikejar tanpa memperhatikan konten yang disebarluaskan kepada khalayak luas.
Selain faktor internal perusahaan dan teknologi, multimedia juga dipengaruhi oleh user atau pengguna. Seorang konsumen mempunyai peran penting dalam kompetisi para perusahaan media. Perusahaan media bukan hanya harus mencuri perhatian dengan berbagai konten dengar fitur multimedianya.
Konsumen di era digital hanya dengan waktu yang singkat diharapkan dapat mendapatkan informasi yang banyak dan lengkap. Selain itu, sifat multitasking dalam menelusuri internet juga berada dalam sifat pengguna yang harus dihadapi.
Menurut Deuze (2003) terdapat empat trend yang dimiliki oleh pengguna yang besinggungan langsung dengan pencarian informasi atau berita di internet, yaitu :
- Membaca: membaca informasi melalui media online akan lebih praktis, apalagi ketika seseorang ingin mencari informasi secara spesifik.
- Menonton: melihat sesuatu secara visual dengan adanya gambar dan suara akan lebih mudah diterima oleh seseorang. Berbagai macam platform yang menawarkan video dengan kualitas dan kelengkapan informasi yang sama seperti televisi.
- Mendengarkan: radio bukan lagi menjadi satu-satunya platform yang menawarkan audio saja, namun mulai banyak bermunculan digital platform yang lebih mudah diakses.
- Multitasking: mengerjakan lebih dari satu pekerjaan di satu waktu merupakan salah satu sifat yang berada di masyarakat di era digital. Sehingga, mereka akan mencari platform yang praktis agar tidak membuang waktu mereka untuk melakukan kegiatan secara bersamaan. Seperti saat bekerja, mereka jug ingin mendapatkan suatu informasi, dibandingkan harus membaca berita, mereka memilih untuk mengetahui berita melalui audio.
Selain itu, perkembangan media juga dapat melibatkan pengguna secara aktif melalui media sosial, salah satunya dengan menggunakan fitur komentar dalam media sosial, sehingga nantinya perusahaan juga akan mendapatkan feedback dari masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI