Motif Tenun Ikat Kaya Filosofi
Motif-motif kain tenun ikat Sikka bukan sekadar dibuat melainkan sarat akan makna. Beberapa motif itu antara lain: bintang kejora, naga lalan dan kobar.
Motif bintang kejora menggambarkan seorang ibu yang mendidik anaknya untuk menjadi mandiri dan percaya diri. Kelak sang anak dapat menjadi bintang yang menerangi dunia.
Di sisi lain, motif naga lalan berkisah tentang seekor hewan mitologi yaitu naga yang dipercaya pernah ada di Sikka. Naga itu memiliki jejak. Jejak itulah yang dijadikan sebagai motif kain tenun ikat. Selanjutnya, motif kobar. Kobar merupakan sebuah wadah yang terbuat dari anyaman daun pandan berduri. Kobar digunakan untuk menaruh kain-kain tenun ikat zaman dulu.
Setiap kain tenun ikat memiliki motif yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan pembuatan motif bergantung kepada penenun. Para penenun memiliki selera masing-masing. Sehingga motifnya beragam.
Bagi orang awam, motif-motif yang ada cukup rumit. Namun, bagi para penenun, semua motif bisa dibuat dengan mudah. Adapun motif-motif tenun ikat Sikka sudah diturun-temurunkan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, para penenun tidak membuat motif yang baru sama sekali tetapi meneruskan motif dari nenek moyang mereka.
Menurut pendiri Lepo Lorun, Alfonsa Horeng, motif tenun ikat Sikka sudah memiliki hak paten sehingga dilindungi oleh hukum. Sekitar 54 motif kain tenun ikat Sikka yang masuk dalam Hak Hukum Indikasi Geografis. Itu artinya, orang tidak bisa seenaknya mencuri motif tenun ikat Sikka.
Pesona Lepo Lorun yang Mendunia
Keindahan Lepo Lorun telah menarik banyak wisatawan lokal maupun internasional untuk berkunjung. Mereka ingin melihat secara dekat keindahan tenun ikat dan proses penenunannya di Lepo Lorun.
Makanya, hampir setiap hari Lepo Lorun selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan. Selain melihat tenun ikat dan proses penenunannya, mereka juga bisa melihat bahan baku dan pewarna alami untuk tenun ikat.