Mohon tunggu...
Maria Magdala Albrisia Putri
Maria Magdala Albrisia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Suka IT

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Belajar Mengenal Pemrograman AI dan Konvesional: Siapa yang Akan Menguasi Masa Depan?

24 September 2025   04:31 Diperbarui: 24 September 2025   04:31 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi beberapa tahun terakhir terasa begitu cepat. Kini kita mengenal Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang hadir di berbagai aspek kehidupan—mulai dari rekomendasi film, chatbot layanan pelanggan, sampai mobil tanpa pengemudi.
Namun di balik semua inovasi itu, ada dua pendekatan pemrograman yang berbeda: pemrograman AI dan pemrograman konvensional. Keduanya punya cara kerja, tujuan, dan tantangan yang unik. Mari kita mengenal lebih dekat sebelum menebak siapa yang akan menguasai masa depan.

Apa Itu Pemrograman Konvensional?

Pemrograman konvensional adalah metode klasik di mana programmer menuliskan aturan dan logika secara eksplisit. Setiap langkah diatur jelas: jika A maka B, jika tidak maka C.
Ciri khasnya:

  • Input yang sama akan menghasilkan output yang sama (deterministik).

  • Programmer harus memprediksi dan menulis setiap kemungkinan.

Contoh penerapan: sistem absensi karyawan, aplikasi kasir, perhitungan pajak, atau perangkat lunak manajemen gudang. Semua hasilnya pasti selama aturan yang dibuat tidak berubah.

Pemrograman AI: Komputer yang Bisa “Belajar”

Berbeda dengan cara konvensional, pemrograman AI memungkinkan komputer mencari pola sendiri dari data.
Programmer tidak perlu menulis semua aturan, cukup menyediakan data dan algoritma pembelajaran seperti machine learning atau deep learning.
Ciri khasnya:

  • Sistem bisa memperbaiki diri dan beradaptasi seiring waktu.

  • Output bisa berbeda tergantung data pelatihan dan kondisi baru.

Contoh: pengenalan wajah di ponsel, deteksi penyakit lewat citra medis, sistem rekomendasi produk, hingga kendaraan otonom.

Perbedaan Utama Pemrograman AI dan Konvensional

  • Cara Kerja
    Pemrograman konvensional menulis aturan secara rinci dan pasti. Semua langkah ditentukan programmer sejak awal. Sedangkan pemrograman AI membuat komputer belajar dari data dan menemukan pola sendiri.

  • Hasil Program
    Sistem konvensional menghasilkan output yang sama jika inputnya sama, karena logikanya sudah tetap. Sementara AI bisa memberikan hasil yang berbeda tergantung data pelatihan dan pembaruan yang diterima.

  • Perubahan dan Adaptasi
    Pada pemrograman konvensional, setiap perubahan aturan harus diubah langsung oleh programmer. AI justru bisa menyesuaikan diri dengan data baru tanpa perlu menulis ulang semua kode.

  • Kebutuhan Data
    Pemrograman konvensional tidak memerlukan data yang terlalu besar. Sebaliknya, AI sangat bergantung pada jumlah dan kualitas data agar sistem bisa belajar dan memberikan prediksi yang akurat.

  • Contoh Penerapan
    Pemrograman konvensional banyak digunakan untuk aplikasi kasir, absensi, atau perhitungan pajak yang memerlukan kepastian. Sedangkan AI digunakan pada pengenalan wajah, chatbot, sistem rekomendasi film, dan kendaraan tanpa sopir.

Siapa yang Akan Menguasai Masa Depan?
Jawabannya mungkin keduanya.
AI sangat cocok untuk masalah kompleks yang penuh ketidakpastian—misalnya prediksi cuaca, analisis data besar, atau pengenalan pola.
Namun pemrograman konvensional tetap penting untuk sistem yang membutuhkan kepastian dan kontrol, seperti transaksi keuangan, aplikasi perbankan, dan infrastruktur inti.
Programmer masa kini sebaiknya menguasai dua-duanya. Pemahaman logika konvensional tetap menjadi fondasi untuk membangun kerangka sistem AI, sedangkan AI menambah kemampuan adaptasi yang dibutuhkan dunia modern.

Penutup
Teknologi selalu berkembang, tapi fondasinya tetap sama: kode dan kreativitas manusia.
AI mungkin memimpin dalam hal inovasi, tetapi pemrograman konvensional akan terus menjadi tulang punggung yang menjaga sistem tetap stabil.
Bagaimana pendapat kamu, Kompasianer? Apakah AI akan sepenuhnya menguasai masa depan, atau keduanya akan berjalan berdampingan?

Sumber Referensi & Keterangan

  1. Russell, S., & Norvig, P. (2021). Artificial Intelligence: A Modern Approach (4th Edition). Pearson Education.

  2. Goodfellow, I., Bengio, Y., & Courville, A. (2016). Deep Learning. MIT Press.

  3. KompasTekno. (2024). “Perbedaan Pemrograman AI dan Pemrograman Konvensional.” Diakses dari https://tekno.kompas.com.

  4. Materi kuliah Artificial Intelligence – Dosen Pengampu Program Studi Teknologi Informasi (2025).

  5. Catatan dan pengalaman penulis dalam mempelajari pemrograman AI dan konvensional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun