Mohon tunggu...
Maria Kristi
Maria Kristi Mohon Tunggu... Dokter - .

Ibu empat orang anak yang menggunakan Kompasiana untuk belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Berhenti Merokok itu Bukan Mustahil

12 Januari 2019   14:21 Diperbarui: 12 Januari 2019   18:54 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit: Unsplash/Cameron Kirby

Banyak penelitian yang mendukung bahwa merokok berakibat negatif bagi kesehatan. Merokok terbukti menyebabkan berbagai penyakit kronis seperti jantung koroner, kanker paru, penyakit paru obstruktif dan stroke. Meskipun demikian jumlah perokok di Indonesia masih terbilang tinggi.

Berdasarkan riset Atlas Tobbaco, Indonesia menduduki ranking tiga negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia. Jumlah perokok di Indonesia tahun 2016 mencapai 90 juta jiwa.

Sementara itu di negara-negara ASEAN,  Indonesia menempati urutan pertama prevalensi merokok bagi laki-laki yakni sebesar 67,4 persen.

Hal ini cukup mengkhawatirkan sebab selain berdampak pada kesehatan merokok juga dapat mempengaruhi status ekonomi sebuah keluarga. Harga rokok yang tidak murah dapat memakan biaya yang seharusnya digunakan untuk membeli pangan keluarga.

Bagaimana agar seseorang dapat berhenti merokok? Seorang teman saya bersedia berbagi cerita tentang pengalamannya berhenti merokok.

Teman saya ini merokok sejak SMA sehingga dapat dikatakan merupakan seorang perokok kronis. Setelah mengetahui bahaya merokok dan efeknya terhadap perputaran keuangan keluarga, ia memutuskan untuk berhenti. Meskipun demikian, teman saya tidak berdaya untuk menghentikan kebiasaannya tersebut. Berapa kali pun mencoba berhenti tetap kambuh lagi.

Adalah sang istri yang akhirnya menyembuhkannya dari kecanduan rokok. Istri teman saya berpendapat bahwa merokok merupakan salah satu bentuk ringan kecanduan obat. Pendapat ini benar sebab rokok termasuk dalam zat adiktif lainnya yang merupakan bagian dari NAPZA (Narkotika-Alkohol-Psikotropika-Zat Adiktif lainnya).

Selama beberapa lama sang istri berusaha menyembuhkan teman saya. Ia menawarkan makanan dan permen sebagai pengganti rokok, membuat teman saya tetap sibuk dengan meminta bantuan untuk memperbaiki sesuatu (terkadang berpura-pura bahwa sesuatu itu perlu diperbaiki) dan membelikan mainan, bahkan bersedia dimaki jika teman saya merasa perlu. Apapun asal sang suami bisa sembuh dari kecanduannya terhadap rokok.

Berhasilkah pendekatan ini? Tentu saja berhasil, kan sudah saya bilang di awal. Oleh sebab itu teman saya berbagi cerita ini agar lebih banyak lagi pecandu rokok yang ingin berhenti seperti dirinya tertolong dari kecanduannya.

Teman saya berpendapat bahwa untuk menghentikan seseorang merokok, kita perlu menjadi temannya, mendampinginya, dan ada untuknya alih-alih sekadar memaki-maki atau memusuhi.

Jika keluarga atau orang tersayang Anda ada ada yang merokok mungkin cara ini dapat dicoba. Dukungan yang tulus dapat membantu perokok sembuh  dari ketergantungan rokoknya. Semoga berhasil.


https://mariakristisworld.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun