Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Napak Tilas Larangan Kantong Plastik Gratis di Indonesia

5 Juli 2021   10:26 Diperbarui: 22 Februari 2022   07:24 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggunaan plastik (Sumber: shutterstock)

Konsumen lainnya memilih kardus gratis yang disediakan supermarket. Atau jika hanya sesisir pisang, ditenteng aja masuk ke dalam mobil. 

Malah pernah saya melihat konsumen menenteng kemasan beras isi 5 kg menuju angkutan umum, enggak mau pakai kantong plastik.

Padahal dulu, duh saat menolak kantong plastik, kasir akan menatap saya dengan heran atau sekadar berucap, "Ibu go green, ya?".

Terkadang ada juga yang bersikukuh dan bilang, "Gak papa kok bu, ini gratis." Kasir lainnya bilang, "Pakai kantong plastik kan tanda kesopanan, bu".

Waduh aya-aya wae (ada-ada saja). Pemberian kantong plastik kok dijadikan tolok ukur kesopanan.

Dok.maria-g-soemitro.com
Dok.maria-g-soemitro.com
Dari Bandung, Jejak Itu Berasal

Mungkin mimpi pun tak berani, apalagi meramal bahwa suatu hari akan ada larangan kantong plastik gratis.

International Plastic Bag Free Day baru diinisiasi tahun 2011, sementara "diet kantong plastik" telah digaungkan pada sekitar tahun 2008 oleh sekumpulan pemuda/i alumnus ITB di bawah payung Greeneration Indonesia (GI). Tidak sekadar militan, mereka melakukan strategi:

  • Menetapkan target regulasi. Setiap kegiatan harus mempunyai tujuan, dan tujuan kampanye diet kantong plastik adalah mendorong pemerintah membuat regulasi agar kantong plastik tidak gratis. Untuk mencapainya GI menggunakan change.org sebagai alat melakukan petisi dan kampanye.
  • Mengajak generasi muda mengubah gaya hidup. GI paham sekali bahwa anak muda menyukai perubahan. Terlebih perubahan yang mengandung nilai heroik. GI sebagai bagian anak muda menyasar anak muda lainnya, mengajak mereka menyelamatkan bumi dengan menolak kantong plastik gratis, serta menggantinya dengan reusable bag yang modis dan kekinian.
  • Kampanye melalui media mainstream. Setiap media membutuhkan berita, terlebih media mainstream yang diharapkan pembacanya menyajikan berita aktual dan menarik. Karena itu GI menggunakan networking agar gaung diet kantong plastik terdengar dan diikuti.
  • Konsistensi. Banyak niat baik tidak mencapai tujuan gara-gara pelakunya tidak konsisten. Berbeda dengan GI yang seperti tidak kenal lelah mengampanyekan diet kantong plastik secara online dan offline.

Bisa diprediksi mayarakat akan menolak. Masyarakat Indonesia terbiasa mendapat kantong plastik. Kok tiba-tiba harus bayar?

Mereka tidak menyadari bahwa tidak ada yang gratis di muka bumi. Perusahaan retail sudah membebankan biaya pembelian kantong plastik pada barang yang dibeli konsumen.

Anehnya, kritik juga datang dari pegiat lingkungan hidup lainnya. Mereka berpendapat Bandung telah memiliki Perda K3. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun