Mohon tunggu...
Maria Aufrida Ardhieawati
Maria Aufrida Ardhieawati Mohon Tunggu... Lainnya - Halo!

Sedang mondar-mandir di depan laptop dan menikmati hari dengan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Film

"Wedding Film" Genre Tersembunyi di Balik 7/24 (2014)

16 September 2020   14:51 Diperbarui: 16 September 2020   15:30 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : https://www.tabloidbintang.com/film-tv-musik/ulasan/read/15653/7-hari24-jam--bercanda-sepuasnya-merenung-sedalamnya

Genre film yang sering kita dengar seperti romance, action, comedy, fantasy, adventure, dan lainnya itu sudah biasa. Berbeda dengan genre yang satu ini, yaitu wedding film. Asing terdengar tetapi tidak sulit untuk digali. Kehadirannya justru semakin mewarnai dunia perfilman.

Kamu sudah pernah dengar wedding film?

Seperti kata "wedding" yang memiliki arti pernikahan, genre ini secara garis besar menceritakan tentang pernikahan baik itu sebelum maupun sesudah pernikahan.

Genre wedding film menurut Costanzo (2014. h. 129) dapat kita pahami sebagai suatu film yang bukan hanya sekedar mengangkat cerita pernikahan, tetapi juga berkaitan dengan kehidupan sosial budaya.

Setiap film pasti memiliki suatu nilai, makna, bahkan juga memiliki ideologi dan budaya yang mau disampaikan kepada penonton.

Wedding film ingin menilik bagaimana kebiasaan dan sikap setiap individu ketika menjalani kehidupan sehari-hari yang tanpa disadari membetuk suatu budaya yang diterapkan dalam kehidupan pernikahan itu lho!

Memproduksi film pernikahan, tentunya para penggarap film juga mempertimbangkan karakter pemain, cerita, bahkan tema yang ingin ditonjolkan.

Mungkin sampai di titik ini, kamu berpikir bahwa genre wedding film berkisah tentang sekumpulan romansa yang indah. Namun ternyata genre ini tidak melulu mengekspresikan romansa dari sepasang suami istri.

Wedding film dapat dikatakan juga sebagai sub genre dari romantic comedy. Ketika kita berbicara mengenai sebuah pernikahan, cinta jadi sering mengarah pada cerita yang romantis.

sumber : https://butwhythopodcast.com/2019/04/06/review-romantic-comedy-disects-everyones-favorite-problematic-genre/
sumber : https://butwhythopodcast.com/2019/04/06/review-romantic-comedy-disects-everyones-favorite-problematic-genre/

Pasangan di kehidupan nyata justru melihat perasaan cinta sebagai sesuatu yang sulit untuk dikendalikan. Mereka menganggap bahwa pernikahan sebagai praktik sosial dan budaya yang direncanakan, tentunya dengan berbagai pertimbangan.

Dalam film pernikahan yang romantis, dibentuk seolah-olah pasangan suami istri dapat memiliki kehidupan bahagia selamanya.

Padahal, kehidupan dalam pernikahan tidak selamanya mulus. Dalam perjalanannya, pasti terdapat lika liku yang harus dilalui sepasang suami istri.

Salah satu film Indonesia yaitu, 7/24 atau 7 Hari 24 Jam (2014) yang dibintangi oleh aktris kebanggaaan kita, Dian Sastro Wardoyo yang berpasangan dengan Lukman Sardi mengangkat kehidupan pernikahan.

Di film 7/24, Tania (Dian Sastro) dan Tyo (Lukman Sardi) sepasang workaholic yang membuat mereka berdua jarang berkumpul di rumah. Dian Sastro seorang banker dan Lukman Sardi seorang sutradara film terkenal membuat keduanya sangat sibuk.

"Whatever these wedding icons represent, there must be trials and obstacles along the way. The course of true love never did run smooth." (Costanzo, 2014, h.134)

Seperti pada kutipan di atas, kehidupan rumah tangga Tania dan Tyo tidak berjalan dengan mulus. Lukman yang tiba-tiba jatuh pingsan di lokasi syuting berakhir di rumah sakit.

Tania sebagai wanita karir harus mengurus anak, rumah, bahkan pekerjaannya sekaligus dengan ketidakhadiran Tyo. Semua yang dikerjakan Tania sendirian, akhirnya Tania pun jatuh sakit dan ditempatkan di satu kamar dengan suaminya.

Kehidupan pernikahan yang pelik malah justru tersorot ketika mereka berdua ditempatkan di ruangan yang sama. Dua karakter yang sama-sama sibuk, jarang bertemu, dan jarang mengobrol semua tercurahkan pada moment di rumah sakit.

sumber : https://www.wowkeren.com/foto/film/galeri-film-7-24-mantan-terindah/film-7-hari-24-jam-07.html
sumber : https://www.wowkeren.com/foto/film/galeri-film-7-24-mantan-terindah/film-7-hari-24-jam-07.html

Konflik yang bermunculan seperti perasaan cemburu Tania terhadap rekan kerja dari Tyo yang menjenguk di rumah sakit, kekhawatiran keduanya jika salah satu dari mereka penyakitnya tambah parah, kemarahan Tyo yang melihat istrinya masih saja bekerja ketika dirawat inap, dan kemarahan Tania karena Tyo, suaminya tidak sengaja merusak teleconference yang sudah Tania persiapkan dengan tingkah laku suaminya itu.

Plot cerita yang sederhana dengan latar tempat kamar pasien bisa menunjukkan bahwa kehidupan pernikahan tidak hanya melulu tentang cerita-cerita romansa yang indah.

Sebenarnya film tentang pernikahan dapat menyoroti banyak hal, salah satunya dengan menampilkan lika liku dari kehidupan sepasang suami istri.

Hal ini bisa menggeser padangan kamu tentang kehidupan pernikahan yang tidak seindah di dongeng-dongeng yang pernah kamu baca atau dengar.

"No film is value-free, there are questions or ideology and culture ask." (Costanzo, 2014, h.129)

Film 7/24 (2014) secara tidak langsung menyiratkan budaya orang-orang metropolitan yang dalam kehidupannya dipenuhi tentang kerja, kerja, dan kerja. Budaya masyarakat metropolitan ini kemudian diadopsi dalam sebuah kehidupan pernikahan.

Tania dan Tyo sebagai karakter yang mewakilkan masyarakat metropolitan terpaksa harus "berhenti" bekerja karena sakit menjadi suatu momentum sebenarnya.

Keadaan Tania dan Tyo yang mengharuskan mereka "istirahat total" dari pekerjaan masing-masing, menjadi tamparan keras bagi masyarakat metropolitan yang gila kerja.

sumber : https://go-tix.id/blogs/5-film-dian-sastro-era-2000-an-yang-cocok-temani-kamu-di-rumah/index.html
sumber : https://go-tix.id/blogs/5-film-dian-sastro-era-2000-an-yang-cocok-temani-kamu-di-rumah/index.html

Masyarakat metropolitan yang biasa dikenal dengan kesibukannya, orientasinya pada pekerjaan, seringkali mengesampingkan kebiasaan sederhana seperti sarapan, makan siang, menjaga kesehatan, bahkan seperti mengobrol dengan keluarga di rumah.

Sehingga film 7/24 ingin menunjukkan seperti apa kehidupan pernikahan di tengah-tengah masyarakat metropolitan yang disibukkan oleh pekerjaan dari masing-masing individu.

Wedding film menjadi genre yang menarik untuk mengungkap kehidupan pernikahan dari banyak sisi. Bahwa kehidupan pernikahan tidak selalu mudah ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun