Mohon tunggu...
Via Maria Aritonang
Via Maria Aritonang Mohon Tunggu... Siswi

Berenang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengertian Sosiologi dan Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

6 Oktober 2025   21:03 Diperbarui: 6 Oktober 2025   21:02 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penerapan yang dikemukakan oleh Max Weber membantu kita merefleksikan motivasi pribadi dalam interaksi sehari-hari di dalam masyarakat modern yang birokratis. Salah satu contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari:

* Komunikasi di Medsos: Konsep aksi Weber terlihat di platform seperti Tiktok, Twitter, atau Instagram. Postingan di Instagram sering aksi afektif (emosi) atau nilai (advokasi isu lingkungan). Seperti saat Pemilu 2024,medsos menjadi arena konflik, dengan isu hoaks yang memperlebar kesenjangan informasi. Weber ajarkan kita pahami makna ini untuk menggunakan sosiologi sebagai literasi digital agar interaksi online lebih sehat. 

4. Karl Max: Analisis Konflik Kelas dalam Rutinitas Ekonomi Harian

Marx melihat sosiologi sebagai studi konflik kelas yang didorong basis ekonomi, mendorong kesadaran untuk perubahan. Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari adalah mengenali ketidakadilan tersembunyi dalam aktivitas ekonomi yang memicu aksi kolektif. Salah satu contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari:

* Konsumerisme dan Belanja Harian: Saat belanja di minimarket, Marx soroti eksploitasi buruh di balik harga murah- pekerja upah minimum vs pemilik modal. Misalnya, di Indonesia isu ini sering terlihat di pasar vs mall, dimana konflik kelas muncul dari kesenjangan harga. Penerapan yang terjadi, kita dapat memilih produk fair trade untuk dukung pekerja, tingkatkan kesadaran kelas tanpa revolusi ekstrem. 

Kesimpulan:

Sosiologi bukanlah ilmu yang hanya berisi teori-teori saja, melainkan ia sebuah lensa yang membantu kita untuk melihat pola dan membantu kita dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari perspektif dari para tokoh-tokoh tersebut dan menerapkannya kita dapat sekedar bertahan menjadi agen perubahan: Auguste Comte untuk solusi ilmiah, Emile Durkheim untuk harmoni, Max Weber untuk refleksi diri, dan Karl Max untuk keadilan. Di tengah tantangan kesenjangan di Indonesia, konsep ini dapat kita terapkan. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun