3. Max Weber (1864-1920) : Pemahaman Subjektif dan Aksi Sosial
Max Weber, sosiolog Jerman yang memberikan perspektif yang lebih subjektif terhadap sosiologi. Ia mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang memahami (verstehen) perilaku sosial manusia melalui interpretasi makna subjektif yang diberikan individu terhadap aksinya. Dalam Economy and Society (1922), Weber mengklasifikasikan aksi sosial menjadi empat jenis yakni:
* Tradisional (kebiasaan)Â
* Afektif (emosi)Â
* Rasional instrumental (tujuan)Â
* Rasional nilai (prinsip etis)Â
Weber menekankan peran nilai-nilai, kekuasaan,dan birokrasi dalam masyarakat modern. Berbeda dengan Durkheim yang fokus pada struktural eksternal, Weber lebih menyoroti dimensi internal dan interpretatif, yang memengaruhi perkembangan sosiologi pemahaman (interpretive sociology).Â
4. Karl Max (1818-1883): Sosiologi Sebagai Konflik dan Materialisme Historis
Meskipun ia lebih dikenal sebagai filsuf dan ekonom, Karl Max juga dianggap sebagai tokoh sosiologi karena analisis terhadap struktur sosial. Marx mendefinisikan sosiologi sebagai studi tentang konflik kelas dalam masyarakat kapitalis, dimana hubungan produksi ekonomi menentukan basis sosial. Dalam The Communist Manifesto (1848) dan Das Kapital (1867) , ia menyatakan bahwa masyarakat dibagi menjadi 2 yakni:
* Kelas Borjuis (pemilik modal)Â
* Proletar (pekerja)Â