Mohon tunggu...
Maria Agnes Indah Puspitowaty
Maria Agnes Indah Puspitowaty Mohon Tunggu... Sekretaris - Ex-Sekretaris Gereja Katolik di Yogyakarta

"Aku adalah aku. Aku bukan Dia. Tapi aku mau seperti Dia"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kasih Putri Maria

9 April 2021   12:35 Diperbarui: 9 April 2021   13:03 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Hari itu hati Maria terasa berbeda. Semangat sekali.Terduduk di tikar sibuk buka-buka buku yang isinya lagu-lagu rohani. Betapa tidak semangat , sudah satu tahun tidak aktif melatih kelompok paduan suara dikarenakan masa pandemi yang berkepanjangan, akhirnya tibalah saat yang membahagiakan bagi Maria. Rindu kumpul dengan teman-teman dalam kelompok koor yang telah menjadi penyemangatnya. Segala masalah yang menyelimuti hati menjadi plong setelah ketemu mereka, teman-teman seperjuangan dalam pelayanan.

Dan akhirnya sore itu Maria semangat sekali berangkat ke Gereja dengan motor kesayangannya. Maria adalah seorang mahasiswi di sebuah universitas di Yogyakarta, yang masih berumur 21 tahun. Rambutnya yang hitam ikal terurai panjang, sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Maria adalah anak sulung dari dua bersaudara. Si adik adalah cowok yang masih duduk di bangku SMP.

Motor langsung dia parkir di samping gereja. Dari dalam gereja sayup-sayup terdengar suara tuts organ melantunkan lagu yang syahdu, menyejukkan jiwa. Lagu JADIKAN HATIKU ISTANA CINTAMU,mengalun merdu syahdu.

Maria mencoba menengok dari balik pintu samping gereja yang sedikit terbuka.

Waouwww...top deh suaranya, siapa cowok ini ya.., bisik Maria dalam hati. Maria mau mencoba memberanikan diri masuk, tapi hati kok dag dig dug...omg...help me please, bisiknya dalam hati. Teman-teman mana sih ini kok belum pada nongol ahh..,.keluhnya.

Akhirnya daripada salah tingkah, Maria memberanikan diri untuk masuk gereja, maksud hati mau menyiapkan lagu-lagunya yang akan dia latih.Dengan langkah yakin, Maria langsung menuju tempat koor yang letaknya berdekatan dengan organis. Si cowok masih asyik bernyanyi sambil memainkan organ.

Sampai akhirnya dia menyadari ada orang lain di sekitar dia.

"Oh...halo", sapa cowok manis ini...hmm..

"Ya halo juga. Maaf sudah mengganggu " sahut Maria

"Nggak apa-apa, nggak mengganggu kok. Oya, kenalkan saya Frater Odi, baru datang semalam dari Kupang"

Ohhh...ini frater too, batin Maria. Jauh di dalam hatinya yang paling dalam ada rasa kecewa. Ahh kenapa aku seperti ini sih, norak akhh...

"Oya frater, kenalkan saya Maria. Kami sore ini mau berlatih untuk tugas koor besok Minggu"

"Oya? Wah boleh aku ikutan donk", pinta Fr. Odi

"Dengan senang hati Frater"

"Baiklah. Tapi ijinkan saya untuk ibadat sebentar ya. Nggak apa-apa kan saya tinggal?" Tiba-tiba frater Odi sedikit menggoda Maria dengan senyumnya yang aduhh..manis buanget.

"Iya frater...nggak apa-apa kok. Sebentar lagi teman-teman pasti datang", Maria menjawab dengan sedikit malu-malu meong.

Kedua insan muda telah dipertemukan di rumah Tuhan. Tapi ada perbedaan besar di antara keduanya. Yang satu dipilih Tuhan untuk menjadi utusannya, menjadi pelayannya sebagai seorang pastur. Sedang satunya lagi menjadi pelayan sebagai awam.

Tidak seperti biasanya, malam itu Odi tidak bisa berdoa dengan khusuk. Dia teringat wajah manis Maria, yang baru ditemuinya sore tadi.

Batinnya bertanya-tanya, kenapa aku selalu teringat dia. Tuhan, berikan petunjukMu, doa Frater dalam hati.

Begitu pula dengan Maria. Semalaman tidak bisa tidur. Mata terpejam tapi pikiran melayang-layang ke wajah manis Frater Odi. Oh Tuhan, kenapa jadi begini, keluh Maria dalam doanya kepada Tuhan.

Hari-hari selanjutnya serasa membahagiakan bagi kedua insan. Mereka melebur dalam kegiatan gereja, bersama-sama mendampingi para OMK. Tak terasa waktu berjalan hampir setahun. Sampailah di ujung waktu bagi Frater untuk kembali ke biara karena tugas sudah usai. Frater Odi menyadari kemanusiaannya tidak bisa dibohongi, dia sangat mencintai Maria. Tapi di sisi lain ada sinar putih yang menyinari hatinya. Memberikan kedamaian jiwa. Ada pesan mama yang berharap Odi kelak menjadi seorang pastor.

Maria menyadari bahwa mereka tidak mungkin bersatu. Tuhan sudah menentukan jalan kepada mereka berdua dengan jalan yang berbeda. Memang ada pepatah mengatakan, Cinta tidak harus memiliki. Malam itu Maria mengambil secarik kertas, kemudian dia goreskan pena. Air mata menetes, tapi hati Maria mencoba untuk tegar,

Ytk. Fr. Odi

 

Berkah Dalem

Mohon maaf atas hadirnya kertas putih ini, Maria tahu Frater Odi besok sore akan kembali ke 

Kupang. Terima kasih sudah mengisi hari-hari Maria dengan keceriaan frater. Sudah membantu 

kegiatan OMK. Sudah ikut meringankan tugas pelayanan di gereja kami. Cinta memang 

terkadang aneh, penuh misteri, muncul tiba-tiba. Kita manusia tidak mampu mencegahnya. Tapi 

cinta terkadang tidak bisa saling memiliki. Maria menyadarinya.

Frater, teruskan perjalananmu menuju ke altar. Aku akan tetap mendoakanmu.

Selamat jalan. Doaku menyertaimu selalu.

 

Salam,

Maria

 

Mata frater Odi basah oleh air mata. Surat masih di genggamnya dalam perjalanan dia menuju Kupang. Roda pesawat belum mendarat. Tapi senyum Maria masih terlihat di pelupuk matanya. Dalam hatinya sedih. Tapi kini bibirnya mencoba untuk tersenyum bahagia, hatinya berkata,

sesawi.net
sesawi.net
Terima kasih Maria adikku sayang...kakak berjanji akan selalu mendoakanmu dari jauh. Cinta 

kita masih putih Maria. Kasih Putih akan tetap abadi sampai kapanpun. Sampai bertemu saat 

kakak sudah berdiri di altar.

 

Kasih Putih akan abadi Frater Odi.....

Tulisan ini akan tetap abadi di kertas putih hati Maria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun