Mohon tunggu...
Maria Meirina
Maria Meirina Mohon Tunggu... Wiraswasta - The Past is holding the key in to the future

Learning, Growing and Preparing to Bloom..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Posesif = Cinta?

25 November 2017   18:17 Diperbarui: 25 November 2017   18:45 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

C.I.N.T.A  keadaan yang biasanya dirasakan oleh laki-laki dan perempuan saling jatuh hati, pada awalnya terasa sangat menyenangkan dan bahagia. Terlebih saat bisa saling kenal, lebih dekat kemudiaan melakukan hal bersama dan memiliki kesukaan yang sama. Dalam kehidupan berelasi khususnya saat berpacaran awal yang manis dimulai dengan sering  bertemu, komunikasi yang intensif dan banyak pujian yang terjadi diantara 2 orang dan tidak mendapatkan ganguan dari pihak lain.

Sejalan dengan berjalannya waktu, cerita cinta kadang berubah menjadi sebuah keadaan ingin memiliki pasangan secara berlebihan. Ingin tahu dimana pasangan berada, apa yang sedang dilakukan merupakan bagian dari makna rasa "saling memiliki" yang sangat besar dan berujung pada permasalahan yang besar juga. Rasa ingin diperhatikan dan perhatian yang berlebihan merupakan indikasi permasalahan pada sebuah hubungan dan lebih banyak dikenal orang dengan istilah Posesif. 

Posesif merupakan salah satu gejala dari Trauma atau pengalaman buruk seseorang akan rasa sakit hati yang pernah dirasakan sebelumnya. Sifat posesif mengakar pada rasa cemburu yang berlebihan dan rasa takut kehilangan atas orang tersayang, Hal yang memicu munculnya sikap posesif mulanya karena alasan "Takut kehilangan" yang secara harafiah sebenarnya adalah sebuah pengekangan  atas kehidupan pribadi seseorang. Dimulai dengan kata-kata manis yang lama kelamaan seperti omong kosong kemudian tidak pernah berhenti berbicara mengenai rencana masa depan yang berlebihan.

Sikap realistis terhadap hubungan sangat diperlukan, apakah sebuah hubungan bisa dan layak untuk diperbaiki dan dipertahankan.  Perubahan sifat, mau lebih menghargai perasaan dan mau mendengarkan pasangan merupakan alasan yang bisa digunakan untuk memberikan kesempatan pasangan untuk berubah menjadi lebih baik. Dukungan perubahan bisa dimulai dengan menjelaskan bahwa apa yang dilakukan pasangan dengan lawan jenis yang lain tidak akan mempengaruhi hubungan, komunikasi yang baik dan komitmen akan membuat hubungan lebih sehat.

Tetapi jika terlanjur merasa depresi, ketakutan ,cemas dan gelisah ada baiknya menjauh atau melepaskan. Semuanya tergantung kepada masing-masing pasangan karena seberapa besar usaha yang dilakukan untuk merubah sifat jika tidak terlihat perubahan yang berarti akan berdampak buruk kedepannya. Terlepas dari apa yang saya tulis masing-masing individu memiliki cara dan keputusan untuk menghadapi kondisi dilema yang ada pada diri sendiri. Seperti kutipan lagu Avicii - Wake me up,"Life's a game made for everyone and love is the prize".

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun