Beberapa waktu lalu, cawapres KH. Ma'ruf Amin diundang untuk mengisi kuliah umum di S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technology University, Singapura. Momen itu digunakan oleh Ketua MUI itu untuk menyebarkan pandangan Islam moderat dan kebangsaan di tengah gelombang naiknya paham radikalisme dan ekstremisme.
Menariknya, dalam kuliah umum itu KH. Ma'ruf Amin tetap konsisten dengan penampilannya. Yakni memakai sarung, kopyah dan sorban.
Hal itu mencerminkan bahwa KH. Ma'ruf Amin tetap konsisten dengan ciri khas ulama Indonesia meskipun menjadi pembicara di perguruan tinggi top di dunia.
Dalam kuliah umum itu, KH. Ma'ruf Amin menekankan bahwa dengan pandangan Islam wasathiyyah yang moderat, kalangan Islam dan nasionalis bisa bersatu dan menyepakati Pancasila dan UUD 1945 yang melahirkan NKRI.
Kini pandangan Islam moderat itu mendapatkan tantangan dari paham keagamaan yang radikal dan ekstrimis. Apalagi setelah kemunculan ISIS pada tahun 2014 lalu.
Selain membahas soal pandangan Islam moderat di kuliah umum, KH. Ma'ruf Amin juga bertemu dengan PM Singapura Lee Hsien Loong. Bersama pemimpin Singapura itu, cawapres nomor satu itu membahas pentingnya ekonomi berkeadilan.
KH. Ma'ruf Amin juga membahas masalah  kesenjangan sosial dan ketimpangan antar daerah bersama sejumlah masyarakat Indonesia di Singapura.
Dalam kesempatan itu, Rais Aam PBNU itu berpedan agar setiap orang menyampaikan wajah yang rukun, santun, dan bersahabat terutama menjelang Pilpres 2019 agar keutuhan dan hubungan baik antara Indonesia dan Singapura tetap terjaga dengan baik.
Itulah sejumlah pandangan KH. Ma'ruf Amin dalam kesempatannya berkunjung ke Singapura lalu.