Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Apa Itu Gangguan Eksibisionistik?

28 Oktober 2021   14:08 Diperbarui: 9 Desember 2021   07:39 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Catatan pribadi Margaretha

Orang yang mengidap parafilia dipandang sebagai orang yang tidak mampu membangun atau mempertahankan hubungan heteroseksual yang wajar.

Contohnya: orang dengan gangguan eksibisionitik akan lebih memilih menampilkan organ kelamin pada orang asing daripada menjalin relasi intim dengan lawan jenisnya yang seumur, karena ia takut (merasa tidak mampu) berhubungan dengan orang lain.

2. Perspektif Behavioral dan Kognitif

Dari perspektif ini, Parafilia disebabkan karena proses belajar, yaitu melalui pengkondisian yang secara tidak sengaja menghubungkan gairah seksual dengan stimuli yang oleh masyarakat dianggap sebagai stimuli yang tidak tepat untuk munculnya suatu perilaku seksual. 

Namun sebagian besar teori behavioral dan kognitif saat ini memandang parafilia dipengaruhi oleh multifaktor, baik dari dalam individu maupun faktor lingkungan.

Salah satu pengaruh lingkungan adalah riwayat masa kanak-kanak individu yang mengidap parafilia sebagai korban pelecehan seksual dan pelecehan fisik. Pada masa dewasa, ia akan memiliki kemungkinan yang lebih tinggi menjadi seorang pelaku penyimpangan seksual.

Penyimpangan kogntif dalam diri individu juga berperan dalam parafilia. Tabel 1 mengilustrasikan contoh-contoh distorsi kognitif yang sering dimiliki oleh pelaku parafilia. 

Distorsi kognitif seperti itu akan menyebabkan pelaku mencari pembenaran perilaku penyimpangan seksualnya, hingga akhirnya perilaku penyimpangan bisa terus terjadi. Dalam terapi kognitif, distorsi kognitif inilah yang harus dikoreksi oleh Psikoterapis.

Sumber: Catatan pribadi Margaretha
Sumber: Catatan pribadi Margaretha

3. Perspektif Biologis

Sebagian besar pengidap parafilia adalah laki-laki. Jadi, ada spekulasi bahwa androgen, hormon utama yang dimiliki laki-laki berperan dalam gangguan ini. Hal ini yang menjadi dasar pentingnya bantuan obat-obatan untuk menolong orang dengan Parafilia. Hingga saat ini, penelitian masih terus dilakukan untuk memetakan hubungan antara kondisi hormonal dan gangguan eksibisionistik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun