Hari-hari ini, Tuhan tiada henti mengutus rahmat-Nya melalui bulir-bulir bening yang menggelincir dari sendu cakrawala
Membasah dan membasuh sesegala ceruk bumi dan kadang melintas dari genting-genting retak di rumahmu dan rumahku
Maka dedaunan mengumbar senyumnya, menari, mengangguk, oleng kanan-kiri
Dan mentari menanti dari balik sendu langit
Membiarkan sebagian dari kita dalam gigil di sudut-sudut ruang
Sebagian lagi coba menembus dan bercanda dengan hela-helai gerimis
Memburu kehidupan
Melanjutkan kehidupan
*
Tuhan juga kadang menghentak kita dengan dengus gemunung
Atau tebing-tebing yang memburu bagian rendah
Mengubur sesegala
Kadang saudara-saudara kita
Di situ ada tangis, gidik ngeri, lari berebutan serabutan
Atau bumi yang mengguncang dan meluluhkan segala kemungkaran
Atau air bah yang datang menerjang kencang meredam segala keangkuhan
Tuhan menyayangi hamba-Nya
Memberi mereka peringatan melalui tanda-tanda kuasa-NYA
Kita menyebutnya fenomena alam
Dan lupa pada siapa yang menahan langit, mengukuhkan gemunung, memenangkan bumi tempat kita memijak
*
Hari-hari ini bulir-bulir bening seperti tiada pernah habis membasahi bumi
Maka marilah kita syukuri sesegala
Agar Tuhan tak lagi murka
Dan tiada lagi bencana
Tanah Kusir, 25 Januari 2019