aku buih
bergerumun dalam kidung debur
meronta kian kemari
aku menari
menggauli dingin dalam titian-titian jerit
aku hampa dalam hampar
aku kosong dalam lorong
aku bercak lindap sekejap
cahayaku pualam dalam lirik rembulan
sinarku pualam dalam temaram mentari di kuncup senja
senyap
bergandeng tanpa sulur-sulur jemari
berimpit
beringis
sementara kau di situ
duduk menyilangkan betis indah
jemari kakimu kristal
bola matamu menyuarakan gejolak
tentang cinta yang kau pautkan dalam gerombol awan
menjauh
menjauh
menjauh
ingin kuulurkan tangan
menjemba cinta yang perlahan beringsut
sayup
sayup
sayup
lalu pipimu kuyup
bersama tangis tanpa isak
bersama jerit tanpa derit
aku buih
menatapmu lirih
dalam puisi ringkih
Tanah Kusir, 15 Desember 2018