Mohon tunggu...
Aba Mardjani
Aba Mardjani Mohon Tunggu... Editor - Asli Betawi

Wartawan Olahraga, Kadang Menulis Cerpen, Tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Sketsa

5 November 2017   00:32 Diperbarui: 5 November 2017   03:45 1847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi alat lukis | Foto: Pixabay/bodobe

Ketika kemudian ia terduduk di kursinya, Baroto mendengar sebuah bisikan. "Jangan selesaikan sketsaku, Mas. Seperti cinta kita yang belum benar-benar rampung."

Bisikan itu terasa begitu jelas. Membuat Baroto celingukan mencari sumber suara. Namun ia tak menemukan siapa-siapa. Ia tak mendapatkan apa-apa, kecuali jajaran lukisan-lukisan yang sudah diselesaikannya dan menunggu pameran berikutnya. Juga sketsa-sketsa lain yang juga belum dirampungkannya.

 "Aku akan membiarkan sketsamu apa adanya," suara Baroto lirih.*


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun