Mohon tunggu...
Agustri Mardika Leuf Bnani
Agustri Mardika Leuf Bnani Mohon Tunggu... Penulis Lepas

Menulis adalah api yang menyalakan cahaya empati—jembatan yang menghubungkan kesadaran dengan 'yang lain', suatu dialog imajiner dengan realitas. Ia membuat penalaran bergerak tanpa takut, menguji kelenturan refleksif. Sapere Aude!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyingkap Hegemoni Kekuasaan Politik Indonesia Bersama Antonio Gramsci

3 Februari 2025   18:50 Diperbarui: 3 Februari 2025   17:29 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sketsa Antonio Gramsci (Sumber: id.Pinterest)

Fenomena ini mencerminkan bagaimana Indonesia, meskipun memiliki potensi untuk memimpin dalam kawasan Asia Tenggara, tetap harus tunduk pada kekuatan global yang mempengaruhi arah kebijakan nasional. Dilema ini semakin kompleks ketika berbagai kelompok dalam masyarakat, dari elit politik hingga gerakan sosial, berjuang untuk memanfaatkan situasi ini demi meraih kekuasaan hegemonik di tingkat lokal. Dalam konteks ini, pemikiran Gramsci tentang pertempuran ideologis dan perjuangan untuk dominasi sangat relevan, karena menunjukkan bagaimana Indonesia harus terus menegosiasikan ruangnya dalam tatanan internasional yang lebih luas, di mana kekuasaan tidak hanya ditentukan oleh dominasi ekonomi, tetapi juga oleh kekuatan ideologi yang mengatur cara pandang masyarakat terhadap kebenaran dan keadilan (Laclau & Mouffe, 1985).

Kesimpulan

Pemikiran Antonio Gramsci tentang hegemoni dan intelektual organik membuka jendela untuk memahami struktur kekuasaan yang terjalin dalam masyarakat, khususnya dalam konteks politik Indonesia. Dalam sejarah Indonesia, kelas penguasa berhasil menegakkan hegemoni ini, membentuk ideologi yang membenarkan status quo. Namun, peran intelektual organik menjadi sangat penting, bukan hanya sekadar kritik-kritik kosong bagai anjing menyalak tak menggigit, tetapi sebagai pisau analitis yang mampu menciptakan alternatif ideologis yang menantang dominasi tersebut. Pemikiran Gramsci, dengan kedalaman analisisnya terhadap kekuasaan dan resistansi, tetap relevan sebagai peta jalan (roadmap) untuk merumuskan perlawanan yang lebih cerdas, strategis, dan terorganisir.

Daftar Pustaka

Gramsci, Antonio. Selections from the Prison Notebooks. Translated by Quintin Hoare and Geoffrey Nowell Smith. New York: International Publishers, 1971.

Forgacs, David, ed. The Gramsci Reader: Selected Writings 1916-1935. New York: NYU Press, 2000.

Harman, Chris. Gramsci's Political Thought: An Introduction. London: Bookmarks, 2009.

Laclau, Ernesto, and Chantal Mouffe. 1985. Hegemony and Socialist Strategy: Towards a Radical Democratic Politics. London: Verso.

Setyawan, Haris. 2023. Koran Digital Tempo. https://www.tempo.co/politik/kecatatan-sistem-proporsional-tertutup-di-era-orde-lama-dan-orde-baru--233441

Stanford Encyclopedia of Philosophy. "Antonio Gramsci." terakhir diubah pada 17 November 2020. https://plato.stanford.edu/entries/gramsci/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun