Mohon tunggu...
Mardety Mardinsyah
Mardety Mardinsyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pendidik yang tak pernah berhenti menunaikan tugas untuk mendidik bangsa

Antara Kursi dan Kapital, antara Modal dan Moral ? haruskah memilih (Tenaga Ahli Anggota DPR RI)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Malinkundang Pelupa, Bukan Anak Durhaka

9 November 2020   23:01 Diperbarui: 9 November 2020   23:20 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Indonesia dalam era reformasi, terutama dalam sistem otonomi daerah,    lahir  motto "Putra Daerah".   Bila ada  perantau Minang yang   sukses (Malin Kundang abad 21),  dia  akan diminta pulang kampung , didaulat untuk   menjadi kepala daerah atau anggota legislative.

Membongkar gambaran  makna dalam legenda Malin Kundang dan menghadirkan hal-hal yang tidak hadir seperti diuraikan di atas, maka dapat ditampilkan  tafsir   baru karakter Malin kundang. Malin Kundang  bukan lagi sebagai anak durhaka tetapi hadir sebagai perantau Minang yang sukses. Dia dapat dijadikan teladan, karena  berhasil membangun identitas diri  dan menghapus kemiskinan.

Masyarakat kita tidak kritis, terbiasa menelan mentah-mentah  apa yang disodorkan. Oleh karena itu,  kita jarang mendengar  tafsir  yang berbeda dari sebuah legenda, seperti legenda Malin Kundang. Tafsir karakter Malin Kundang sebagai anak durhaka telah melekat dalam pikiran masyarakat. Kisah ini  dikontruksi oleh pengarang dengan tujuan menanamkan nilai-nilai moral kepada anak, tapi itu cara-cara kuno yang tidak sesuai zaman.

Meyakini makna terjalin dari penanda-penanda yang tersembunyi dari suatu teks, dalam legenda Malin Kundang seperti kesuksesannya di perantauan, pulang kampung membangun identitas baru, maka   gambaran makna tentang Malin Kundang sebagai anak durhaka dapat didekontruksi.  Makna baru dibalik legenda ini adalah  Malin Kundang perantau sukses.  Makna baru ini dapat dijadikan media pendidikan bahwa  anak perlu  hidup mandiri.  Anak dididik mampu membangun visi  sendiri dan menjalankan  visi itu dengan eksekusi yang baik, fokus dan konsisten plus perbaikan terus menerus tanpa henti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun